Kritik Uji Coba Nuklir, PM Jepang Shinzo Abe Diserang Korea Utara

Setelah PM Shinzo Abe memberi kritikan kepada Korea Utara terkait uji coba nuklir, ia disebut bodoh oleh negara di bawah pimpinan Kim Jong-un.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Nov 2019, 18:45 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2019, 18:45 WIB
Bom Atom Hiroshima
PM Jepang Shinzo Abe usai memimpin peringatan serangan bom atom di Hiroshima Peace Memorial Park, pusat kota Hiroshima, Selasa (5/8/2019). Pemerintah Jepang menggelar peringatan jatuhnya bom atom di Kota Hiroshoma 74 tahun lalu yang menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. (Kyodo News via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara menyebut Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sebagai orang bodoh yang bahkan tidak boleh bermimpi menginjakkan kaki di Pyongyang, menurut komentar media pemerintah yang sarat dengan penghinaan sebagai tanggapan atas kritiknya terhadap tes senjata terbaru Korea Utara.

Dikutip dari Channel News Asia, Kamis (7/11/2019), Korea Utara melakukan pengujian terhadap apa yang disebutnya "peluncur roket ganda super besar" pada 31 Oktober, tetapi Jepang mengatakan mereka kemungkinan adalah rudal balistik yang melanggar sanksi PBB.

Abe mengutuk uji coba tersebut pada pertemuan puncak Asia minggu ini, sambil mengatakan dia ingin bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un "tanpa syarat" untuk menyelesaikan masalah warga negara Jepang yang diculik oleh negara yang terisolasi itu, lapor kantor berita Kyodo mengutip pemerintah Jepang.

"Perdana Menteri Jepang Abe, yang sekarang membuat keributan atas uji peluncur roket ganda super besar kami seolah-olah hulu ledak nuklir telah jatuh di tanah Jepang, adalah tolol," kata kantor berita KCNA Utara, mengutip sebuah pernyataan oleh Song Il Ho, duta besar Korut untuk hubungan dengan Jepang.

"Abe, yang telah membuat pernyataan keliru tentang tindakan pembelaan diri kita yang sah dengan secara sembrono mengibas-ngibaskan lidahnya ... bahkan seharusnya tidak bermimpi melewati ambang batas Pyongyang," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kasus Penculikan

Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)
Bendera Korea Utara (AFP PHOTO)

Pada tahun 2002, Korea Utara mengakui bahwa agen-agennya telah menculik 13 orang Jepang dari tahun 1960-an hingga 1980-an.

Jepang mengatakan 17 warganya diculik, namun lima di antaranya telah dipulangkan.

Korea Utara mengatakan delapan dari mereka tewas dan empat lainnya tidak pernah memasuki negara itu.

Abe telah bersumpah untuk melanjutkan masalah ini sampai semua korban penculikan pulang dan mengatakan sebelumnya bahwa dia bersedia untuk bertemu Kim tanpa syarat.

Mantan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi mengunjungi Pyongyang pada tahun 2002 dan bertemu ayah dari pemimpin Korea Utara saat ini tetapi Abe belum pernah bertemu Kim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya