Pria Diminta Berperan Lawan Kekerasan Terhadap Wanita dan Anak Perempuan

Dalam kampanye bertajuk He For She, laki-laki diminta turut berperan dalam melawan kekerasan terhadap wanita dan anak perempuan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 25 Nov 2019, 15:40 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2019, 15:40 WIB
Diskusi publik mengenai kekerasan pada perempuan serta anak perempuan.
Diskusi publik mengenai kekerasan pada perempuan serta anak perempuan. (Source: Liputan6.com/ Benedikta Miranti T.V)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam memulai 16 hari anti-kekerasan terhadap perempuan, sebuah diskusi publik dalam rangka kampanye global bertajuk He For She digelar untuk mecegah dan mengakhiri kekerasan terhadap kaum wanita. Beberapa pembicara yang turut mengisi diskusi publik tersebut adalah Lily Puspasari, pihak dari UN Women; Budi Wahyuni, selaku Wakil Ketua KOMNAS Perempuan, Bagia Saputra dari Aliansi Laki-Laki Baru serta Velove Vexia, seorang aktris ternama Indonesia. 

Kekerasan yang dialami wanita serta anak perempuan dinilai masih menjadi masalah besar lantaran banyaknya data yang masih menunjukkan banyaknya kasus kekerasan. Selain itu, masih banyak juga perempuan yang belum paham tentang hak-hak yang sebenarnya mereka miliki.

Fenomena rape culture yang akhir-akhir ini banyak terjadi, menjadi tumbuh karena didukung oleh banyaknya nilai-nilai tertentu seperti budaya patriarki maupun interpretasi dari nilai ajaran agama tertentu. Parahnya lagi, fenomena rape culture lama kelamaan menjadi suatu hal yang dianggap 'normal' oleh sebagian kelompok masyarakat. 

Budi Wahyuni mengatakan bahwa pada tahun ini, dimana tepat tahun ke-15 setelah undang-undang KDRT disahkan, angka kekerasan terhadap wanita tidaklah menurun malahan semakin meningkat. 

"Kekerasan seksual menjadi hal yang terberat karena tidak hanya berdampak saat setelah kejadian tapi juga dampaknya berlaku dalam jangka panjang," ujar Wakil Ketua KOMNAS perempuan tersebut. 

Aktris Velove Vexia mengadakan sebuah polling di akun Instagramnya yang kemudian hasilnya dibawa dalam acara diskusi tersebut. 

"Sedih setelah mengetahui hasil dari polling di Instagram saya dimana para perempuan masih menilai bahwa tindakan pelecehan dan kekerasan seksual masih mungkin disebabkan oleh korbannya sendiri," ujar aktris yang telah aktif selama empat tahun terakhir dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bagaimana dari Pihak Laki-Laki?

Diskusi publik mengenai kekerasan pada perempuan serta anak perempuan.
Diskusi publik mengenai kekerasan pada perempuan serta anak perempuan. (Source: Liputan6.com/ Benedikta Miranti T.V)

Kampanye yang berfokus untuk mengajak kaum laki-laki dalam bersuara mencegah kekerasan terhadap wanita dan anak perempuan, maka hadir juga Bagia Saputra dari Aliansi Laki-Laki Baru.

Organisasi tersebut memang dikenal aktif untuk menyuarakan peranan pria terhadap kekerasan wanita. 

"Cara advokasi Laki-Laki Baru untuk mengedukasi laki-laki serta remaja laki-laki adalah melalui website kami tentang pentingnya peranan laki-laki terhadap perempuan dan anak-anak perempuan," ujar Bagia.

Saat ini, kebanyakan pria masih menganggap bahwa masalah kekerasan terhadap wanita bukanlah masalah mereka. Namun sebenarnya, tidak peduli masalah usia ataupun gender, peranan setiap orang sangatlah diperlukan dalam memerangi kekerasan. 

Mengenai peran pria dalam hal ini, kaum pria juga diminta untuk memulai berubah.

"Kalau selama ini perempuan diminta untuk merubah penampilan supaya tidak diperkosa dan segala macamnya, kenapa pria juga tidak mengubah perilaku dan pikirannya? Jadi tak melulu wanita yang harus berjuang," ujar Budi Wahyuni. 

Apa yang Bisa Dilakukan?

Ilustrasi Kekerasan Seksual 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Kekerasan Seksual 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Lily Puspasari turut menyampaikan beberapa cara yang bisa dilakukan oleh siapapun yang menyaksikan tindakan kekerasan.

"Empat hal yang bisa dilakukan. Satu, menyetop apabila bisa. Kedua, memisahkan antara korban dan pelaku sebisa kita. Dan apabila kita tidak bisa melakukan kedua langkah tersebut, kita bisa melaporkan kepada pihak terdekat seperti polisi ataupun otoritas. Terakhir, memberikan solidaritas dengan mengatakan bahwa ia adalah korban dan bukan pemancing kekerasan," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa dengan gadget dan media sosial yang banyak dimiliki saat ini, masyarakat juga bisa mulai berperan memerangi kekerasan terhadap perempuan. Mulai dari menyebarkan naras-narasi yang menyuarakan tentang pentingnya melawan aksi kekerasan terhadap siapapun terlebih kaum hawa. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya