Tradisi Injak Testis Banteng di Milan: Memburu Keberuntungan yang Justru Merugikan

Tradisi injak testis banteng jadi ritual populer bagi turis yang ingin mendapat keberuntungan ketika berkunjung ke Piazza Del Duomo.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 30 Nov 2019, 21:01 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2019, 21:01 WIB
Di Piazza del Duomo juga terdapat pusat perbelanjaan yang sudah berusia ratusan tahun. Galleria Vittorio Emanuele II diambil dari penguasa pertama yang memimpin Italia saat masih berbentuk kerajaan. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)
Di Piazza del Duomo juga terdapat pusat perbelanjaan yang sudah berusia ratusan tahun. Galleria Vittorio Emanuele II diambil dari penguasa pertama yang memimpin Italia saat masih berbentuk kerajaan. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Liputan6.com, Jakarta - Mujur atau beruntung, siapa yang tidak mau. Bahkan demi mendapatkannya, orang kadang rela melakukan hal konyol dan tidak masuk akal sama sekali.

Seperti di Milan, Italia. Tradisi injak testis banteng jadi ritual populer bagi turis yang ingin mendapat keberuntungan ketika berkunjung ke Piazza Del Duomo.

Entah siapa yang iseng memulainya. Namun kegiatan iseng ini sudah bertahun-tahun dan telah membuat mosaik kuno di sana rusak karena keseringan diinjak.

Pengunjung Galleria Vittorio Emanuele II tengah menginjak testis banteng yang menjadi lambang pasukan bersenjata Torino. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Ya, tradisi ini menjadi salah satu daya pikat wisatawan yang berkunjung ke Piazza Del Duomo, alun-alun terkenal di kota Milan. Lokasinya berada tepat di jantung kota mode tersebut.

Setiap hari, ribuan orang datang berkunjung ke sama. Tidak hanya turis, warga lokal juga senang menghabiskan waktu di sana. Dari sekedar bersantai di halaman Cathedral of Milan atau bercengkrama di kafe dan bar yang banyak bertebaran di kawasan Galleria Vittorio Emanuele II.

Kawasan Piazza del Duomo merupakan lokasi favorit turis yang berkunjung ke Milan. Di kawasan ini terdapat gereja tua Milan Cathedral yang megah. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Alun-alun ini sudah berusia ratusan tahun. Begitu juga dengan bangunan-bangunan di sekitarnya. Gereja Katedral Milan yang menjadi primadona bagi turis bahkan sudah mulai dikerjakan pada tahun 1386 dan baru rampung 600 tahun kemudian.

Puluhan arsitek ternama dari berbagai negara dan era ikut turun tangan menyelesaikan bangunan ini. Meski demikian, proses renovasi perawatan seakan tidak berhenti dan masih terus berlangsung sampai saat ini.

 

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

Pusat Perbelanjaan Bergaya Klasik, Galleria Vittorio Emanuele II

Di Piazza del Duomo juga terdapat pusat perbelanjaan yang sudah berusia ratusan tahun. Galleria Vittorio Emanuele II diambil dari penguasa pertama yang memimpin Italia saat masih berbentuk kerajaan. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)
Di Piazza del Duomo juga terdapat pusat perbelanjaan yang sudah berusia ratusan tahun. Galleria Vittorio Emanuele II diambil dari penguasa pertama yang memimpin Italia saat masih berbentuk kerajaan. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Selain Milan Cathedral, yang tidak kalah mengagumkan tentu Galleria Vittorio Emanuele II. Pusat perbelanjaan bergaya klasik ini berdiri sejak 1877 dan kini menjadi lokasi berbagai jenis toko dan kafe yang selalu penuh pengunjung.

Mal ini menghubungkan Piazza Del Duomo dengan Piazza Della Scala. Nama Galleria Vittorio Emanuele II sendiri diambil dari raja pertama yang memerintah Italia. Desainnya klasik dengan atap megah yang terbuat dari rangka besi dan kaca. Bagian kubahnya terlihat khas meniru kubah megah Katedral Milan.

Pusat perbelanjaan ini dibangun antara 1865-1877. Saat itu, raja memerintahkan untuk menghiasi lantai dengan tiga mosaik bergambar lambang pasukan bersenjata milik empat ibu kota era kerajaan Italia, yakni Roma, Florence, Turin, dan Milan. Milan diwakili dengan lambang Serigala Roma, Florence bunga bakung, dan Torino atau Turin lewat lambang bantengnya.

Terdapat tiga lambang pasukan kerajaan Italia di lantai  Galleria Vittorio Emanuele II, yakni Serigala Roma, Bunga Bakung Florence, dan banteng muda Torino.  (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Torino secara harfiah berarti banteng muda. Nah, selain berbadan kekar, banteng Torino tampil dengan genital yang juga besar. Sebagian orang berpikir kalau itu adalah simbol keberuntungan. Dari sini kemudian muncul ritual menginjak bagian testikelnya untuk mendapatkan keberuntungan.

Caranya dengan menekan tumit sebelah kanan lalu berputar ke kanan sebanyak 3 kali.

Sejarah Torino sebenarnya tidak mencatat hubungan testikel banteng dengan keberuntungan.Namun orang-orang yang berkunjung ke Galleria Vittorio Emanuele II masih gemar mengikuti tradisi itu. Bahkan saat Liputan6.com berkunjung ke sana, 7 November lalu, tradisi ini masih tetap berlangsung.

Pengunjung Galleria Vittorio Emanuele II tengah menginjak testis banteng yang menjadi lambang pasukan bersenjata Torino. (Liputan6.com/Marco Tampubolon)

Orang-orang tampak mengantre untuk melakukannya. Tua-muda, pria-wanita, ikut ambil bagian. Satu per satu bergiliran menginjak testis banteng 'malang' itu.

Hasilnya? Tidak ada yang pasti. Setiap orang punya pengalaman berbeda. Namun satu hal yang pasti, tradisi injak testikel ini sebenarnya justru merugikan bagi mosaik bersejarah itu sendiri. Sebab saking seringnya diinjak orang yang lewat, bagian testikel banteng pada mosaik kuno tersebut rusak dan amblas.

Hanya saja belum ada larangan bagi siapapun untuk melakukannya. Sampai saat ini. sebagian masih percaya kegiatan itu bakal membawa keberuntungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya