Hujan Bantu Padamkan Kebakaran Hutan Australia, 130 Titik Api Masih Membara

Hari kedua hujan ringan telah membawa bantuan bagi petugas pemadam kebakaran dalam memerangi kebakaran hutan yang telah menewaskan 24 orang di seluruh Australia tenggara.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2020, 12:33 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2020, 12:33 WIB
Kebakaran hutan di Australia kian meluas.
Kebakaran hutan di Australia kian meluas. (Source: Twitter/ @justgemmal).

Liputan6.com, Australia - Hari kedua hujan ringan telah membantu petugas pemadam dalam memerangi kebakaran hutan yang telah menewaskan 24 orang di seluruh Australia tenggara.

Meski begitu, kondisi panas dan berangin diperkirakan kembali lagi di akhir pekan ini, seperti yang telah diperingati para pejabat, dilansir CNA, Senin (6/1/2020).

Hujan lebat turun di sepanjang pantai, dari Sydney hingga Melbourne, dengan suhu jauh lebih rendah yakni 20 derajat celcius, turun dari hampir 40 derajat celcius di beberapa daerah selama akhir pekan.

"Tidak ada ruang untuk puas, terutama mengingat kami masih memiliki lebih dari 130 kebakaran di seluruh negara bagian," kata Perdana Menteri New South Wales Australia, Gladys Berejiklian.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemulihan

Kebakaran hutan di Australia kian meluas.
Kebakaran hutan di Australia kian meluas. (Source: Twitter/ @justgemmal)

Dua orang telah hilang di negara bagian New South Wales. Sementara otoritas pemadam masih berusaha menilai kerusakan akibat kebakaran yang merusak kota-kota kecil di negara bagian tenggara itu pekan lalu, katanya.

"Pagi ini semua tentang pemulihan, memastikan orang-orang yang terlantar memiliki tempat yang aman (untuk pergi) dan memastikan kami memiliki sumber daya untuk membersihkan jalan, dan membersihkan tempat di mana adanya puing-puing," kata Berejiklian.

Pejabat pemadam kebakaran mengatakan, walaupun hujan telah membawa bantuan kepada petugas pemadam kebakaran dan masyarakat yang dirusak oleh kebakaran, hal itu menimbulkan tantangan bagi upaya pembakaran kembali guna mengurangi bahan bakar di kebakaran pada masa mendatang, serta mengendalikan kebakaran yang ada.

Kondisi di NSW dan Bermagui

Kondisi di NSW
Seorang lelaki menggiring seekor anjing ketika kabut asap dari kebakaran hutan memeluk langit di Narooma, New South Wales, Australia. (Liputan6/CNA/REUTERS/Tracey Nearmy)

Di Teluk Batemans di pantai selatan New South Wales, listrik diperkirakan akan tetap ada selama beberapa hari.

Selanjutnya ke selatan di Bermagui, makanan dan bahan bakar hampir habis, demikian dilaporkan Australian Broadcasting Corp.

Ribuan wisatawan dan penduduk setempat telah terdampar di pantai pada puncak liburan musim panas, dan berlindung dari kebakaran yang tidak terkendali.

Lebih dari 1.000 orang dievakuasi oleh dua kapal angkatan laut pada hari Jumat dari kota Mallacoota di negara bagian Victoria, sementara yang lain telah dievakuasi dengan helikopter dari kota-kota yang jalanannya telah terputus.

Scott Morrison Meningkatkan Upaya Penanganan

Perdana Menteri Australia Scott Morrison (AP/Andrew Taylor)
Perdana Menteri Australia Scott Morrison (AP/Andrew Taylor)

Musim kebakaran dimulai lebih awal dari biasanya di tahun ini, setelah kekeringan tiga tahun yang telah menyebabkan banyak daerah semak belukar kering dan rentan terhadap kebakaran.

Sejauh ini, lebih dari lima juta hektar lahan telah hancur.

Perdana Menteri Scott Morrison meningkatkan upaya untuk mengatasi keadaan darurat nasional pada akhir pekan, dengan memanggil tentara cadangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendukung petugas pemadam kebakaran, di mana hal tersebut telah dilihat sebagai respons yang lambat oleh pemerintah federal.

“Pertimbangan politik yang buruk adalah hal utama. Kompetensi adalah hal yang sama sekali berbeda. Ini adalah zona bahaya politik yang ingin dihindari Scott Morrison dalam penanganan krisis kebakaran hutan,” kata Rupert Murdoch, seorang warga Australia pendukung pemerintah, dalam sebuah artikel di surat kabar nasional pada hari Senin.

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya