Kebakaran di Australia, Angin Kencang Hambat Upaya Pengendalian Api

Angin kencang telah menghambat upaya pemadam kebakaran untuk menahan kebakaran di Australia tenggara.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2020, 07:02 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2020, 07:02 WIB
Kebakaran hutan di Australia
Kebakaran hutan di Australia. (Liputan6/BBC)

Liputan6.com, Australia - Perubahan angin selatan dengan hembusan kuat hingga 80 mph (128km/jam) mengancam akan menyebarkan api besar yang mengamuk di New South Wales (NSW), Australia, kata para pejabat.

Dilansir BBC, di negara bagian tetangga Victoria, helikopter militer telah dikerahkan untuk mengevakuasi orang-orang yang terjebak api. Sejak September, kebakaran di Australia telah menewaskan 23 orang.

Lebih dari 1.200 rumah telah hancur dan jutaan hektar tanah hangus. Meskipun perhatian berpusat pada yang paling parah, NSW, setiap negara bagian dan teritori juga telah terpengaruh.

Pada Minggu (5/1/2020) pagi, komisioner pemadam NSW, Shane Fitzsimmons, mengatakan kepada 9News Australia bahwa ratusan rumah bisa saja hilang dalam kebakaran hari Sabtu.

Fire and Rescue NSW mengatakan, empat petugas pemadam kebakaran telah terluka semalam. Komisaris Paul Baxter mengatakan kepada 9News bahwa tiga menderita kepanasan dan menghirup asap, sementara yang keempat menderita luka bakar di tangannya ketika berhadapan dengan kebakaran rumah.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison, yang telah dikritik keras karena caranya dalam menangani keadaan darurat, telah mengumumkan pengerahan 3.000 tentara cadangan untuk membantu upaya pemadaman kebakaran.

Pada hari Sabtu ia dikecam lagi karena pada Jumat (3/1/2020) ia membagikan postingan di Twitter yang menunjukkan bagaimana pemerintah Australia merespons krisis, disertai dengan backsound.

 

Morrison juga sempat menghadapi pernyataan yang tidak bersahabat ketika ia mengunjungi beberapa warga yang paling parah terkena bencana awal pekan ini.

Perdana Menteri NSW, Gladys Berejiklian, mengatakan kebakaran telah menciptakan “situasi yang sangat fluktuatif” dan “kami belum mencapai yang terburuk”.

“Kami mencegah orang untuk pindah dari tempat mereka sekarang, mengingat ancaman serius dan fakta bahwa kami memiliki begitu banyak kebakaran di tingkat darurat,” katanya seperti dikutip dari ABC News.

Beberapa petugas pemadam kebakaran telah ditarik keluar dari Snowy Mountains di negara bagian Victoria karena kondisinya semakin memburuk, dilapor oleh The Guardian.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Langit Memerah

Langit Australia Menjadi Merah
Langit Australia Menjadi Merah. (Liputan6/BBC/Reuters)

Langit memerah dan gelap di wilayah tenggara Australia ketika hembusan angin memperburuk kebakaran.

Suhu melebihi 40 derajat celcius (104F) di beberapa daerah. Di Penrith, sebelah barat Sydney, suhu mencapai 48,9 derajat celcius. Beberapa laporan menyatakan bahwa untuk sementara waktu, tempat itu adalah tempat terpanas di Bumi.

Dua kapal angkatan laut menyelamatkan ratusan orang yang terdampar di pantai setelah kebakaran mengepung kota Mallacoota di Victoria.

Para pengungsi dibawa ke pelabuhan Hastings dan dipindahkan dengan bus ke pusat-pusat bantuan.

“Untuk seseorang yang belum pernah dalam kebakaran, itu sangat sangat menakutkan. Saya sangat ‘senang’ berada di sini,” kata Emily Wellington (16) setelah tiba di Hastings.

Kebakaran hutan merusak dua gardu listrik di New South Wales, dan negara bagian termasuk kota terbesar Australia, Sydney terancam, demikian dilapor AFP.

Di Teluk Batemans dan wilayah Moruya di NSW, ribuan orang tidak memiliki listrik akibat dari kerusakan yang dihasilkan oleh kebakaran. Provider Essential Energy telah memperingatkan ini akan terus terjadi dalam satu malam karena tidak dapat mengakses area yang rusak dengan aman.

Peringatan darurat dikeluarkan sepanjang hari untuk mendesak warga agar meninggalkan daerah tertentu. Sementara beberapa yang diberitahu sudah terlambat untuk mengungsi, mereka diperintahkan untuk mencari perlindungan.

Menteri Transportasi dan Anggota NSW untuk Bega, Andrew Constance, telah membandingkan kebakaran di Pantai Selatan dengan “bom atom.”

“Tidak bisa dijelaskan apa penyebabnya dan kerusakan yang ditimbulkannya,” katanya kepada ABC News.

Kebakaran di Pulau Kanguru di selatan Australia menewaskan dua orang—seorang pilot terkenal bernama Dick Lang dan putranya, Clayton—setelah seperempat pulau itu dilanda kebakaran.

Beberapa rekaman menunjukkan kebakaran hutan menghasilkan sistem cuaca mereka sendiri, termasuk tornado dan badai.

Apa yang Dilakukan untuk Melawan Api?

Proses evakuasi
Proses evakuasi. (Liputan6/BBC/EPA/Royal Australian Navy)

Selain mengerahkan militer, Morrison mengumumkan $20 juta telah dialokasikan untuk menyewa empat pesawat pembom air. Pangkalan pasukan pertahanan akan menyediakan akomodasi sementara, katanya.

NSW telah menyatakan keadaan darurat selama seminggu. Puluhan ribu penduduk dan wisatawan telah diberitahu untuk mengevakuasi wilayah pantai, di mana “zona cuti wisata” telah dinyatakan.

Beberapa organisasi mengumpulkan uang untuk upaya bantuan dan orang-orang memberi bantuan dengan murah hati. Salah satu penyanyi, Pink, telah berjanji untuk menyumbangkan $500.000 ke dinas pemadam kebakaran Australia setelah mengatakan dia bahwa dia “benar-benar hancur” menyaksikan krisis itu.

Apa Latar Belakangnya?

Kondisi Setelah Kebakaran
Kondisi setelah kebakaran. (Liputan6/BBC/EPA)

Kebakaran di Australia dimulai pada bulan September. Selain korban jiwa, mereka sejauh ini menghancurkan lebih dari 1.300 rumah, serta jutaan hektar hutan semak.

Ahli meteorologi mengatakan sistem iklim di Samudera Hindia, yang dikenal sebagai dipol, adalah pendorong utama di balik panas ekstrem di Australia.

Namun, banyak bagian Australia berada dalam kondisi kekeringan selama bertahun-tahun, yang telah membuat kebakaran lebih mudah menyebar.

Perdana Menteri Morrison telah dikritik karena penanganannya terhadap kebakaran hutan. Dia telah menghadapi tuduhan terus-menerus karena tidak hadir, berlibur ke Hawaii, dan meremehkan peran perubahan iklim.

Pada konferensi pers pada hari Jumat, dia mengatakan dia mengerti bahwa orang-orang telah “banyak menderita” dan “merasa sangat kasar”.

 

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya