Terlalu Berhermat, Menkeu Jerman Bikin Rekor Surplus Anggaran 2019

Jerman mengakhiri tahun angggaran 2019 dengan surplus 13,5 miliar euro. Pemerintah masih membahas untuk apa dana itu sekarang akan digunakan. Sejak lama Jerman dikritik Eropa dan AS karena dianggap terlalu berhemat.

diperbarui 18 Jan 2020, 09:54 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2020, 09:54 WIB
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz berbicara dalam pertemuan partai Demokrat Sosial Hamburg di Hamburg, Jerman, Sabtu, 9 Juni 2018.
Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz berbicara dalam pertemuan partai Demokrat Sosial Hamburg di Hamburg, Jerman, Sabtu, 9 Juni 2018. (Markus Scholz / dpa via AP)

Berlin - Jerman  mencatat rekor baru surplus anggaran senilai 13,5 miliar euro untuk tahun anggaran 2019, kata Kementerian Keuangan Jerman dalam sebuah pernyataan yang dirilis awal minggu ini.

"Kami punya sedikit keberuntungan, dan tentu saja kami telah berhemat dengan baik," kata Menteri Keuangan Olaf Scholz di Berlin hari Senin 13 Januari 2020.

Dilansir dari DW Indonesia, Jumat (17/1/2020), setahun yang lalu, Olaf Scholz masih memperingatkan bahwa "tahun-tahun gemuk" bagi Jerman telah berakhir dan meminta semua instansi pemerintahan untuk menghemat anggaran.

Ini adalah ketiga kalinya dalam lima tahun terakhir, di mana Jerman menutup tahun anggaran dengan surplus. Rekor surplus terakhir tercatat untuk tahun anggaran 2015 dengan 12,1 miliar euro.

Selain surplus anggaran 13,5 miliar euro, masih ada dana cadangan 5,5 miliar euro yang tadinya disiapkan untuk mengantisipasi kedatangan pengungsi. Ternyata dana itu tidak diperlukan, sehingga Kementerian Keuangan saat ini memiliki sisa dana total 19 miliar euro dari 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Surplus Anggaran

(Foto: Dokumen Poltak Hotradero)
Mata uang euro

Menteri Keuangan Olaf Scholz menjelaskan, surplus itu terutama berasal dari pendapatan pajak yang lebih besar daripada perkiraan semula dan suku bunga yang rendah, sehingga angsuran kredit negara tidak terlalu besar.

"Kami telah mengalami perkembangan ekonomi yang baik, dan perkembangan itu telah menghasilkan pendapatan pajak tambahan," kata Scholz.

Suku bunga yang sangat rendah sampai negatif juga menguntungkan kas pemerintah. Selain itu, pemerintah memang menyisihkan dana cukup besar untuk kasus Brexit, mengantisipasi situasi jika Brexit terjadi tanpa kesepakatan sama sekali, seperti yang dulu dikhawatirkan.

Dari sisa anggaran tahun lalu itu, Kementerian Keuangan sekarang berniat menyalurkan 500 juta euro kepada Kementerian Pertahanan. Sedangkan sisanya akan digunakan "untuk investasi signifikan".

"Kami harus melakukan sesuatu untuk infrastruktur, untuk sekolah, untuk rumah sakit. Kami juga harus memastikan bahwa kami siap bertindak melawan perubahan iklim," kata Menteri Keuangan Olaf Scholz, dan menambahkan: "Itu semua akan menjadi sedikit lebih mudah sekarang."

Setahun yang lalu, Scholz dengan terkenal membela keengganan pemerintah untuk menggunakan surplusnya, dengan mengatakan, "Tahun-tahun gemuk ada di belakang kita."

Namun di kalangan koalisi pemerintahan sendiri masih ada pertentangan tentang penggunaan sisa anggaran yang berlimpah itu. Sebagian politisi menuntut agar segera digelontorkan proyek-proyek infrastruktur besar-besaran, yang lain menuntut agar pajak diturunkan, mengingat dana itu adalah "uang rakyat".

"Surplus anggaran adalah milik para pembayar pajak," katra ketua partai oposisi FDP, Christian Linder. "Kita perlu keringanan pajak yang luas," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya