Cegah dan Kendalikan Wabah Virus Corona, 21 Negara Kirim Bantuan Medis untuk China

Upaya pencegahan dan pengendalian wabah Virus Corona Wuhan, 21 negara mengirim bantuan medis kepada China.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2020, 13:45 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2020, 13:45 WIB
Pemudik Imlek Dihantui Virus Misterius di China
Seorang perempuan mengenakan masker penutup mulut setibanya di stasiun kereta api Beijing untuk mudik Tahun Baru Imlek pada Selasa (21/1/2020). Wabah virus korona seperti SARS yang menyebar di China dan mencapai tiga negara Asia lainnya bisa menular dari manusia ke manusia. (NICOLAS ASFOURI/AFP)

Liputan6.com, Beijing - Total 21 negara dan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) telah menyumbang sejumlah persediaan untuk upaya pencegahan dan pengendalian wabah Virus Corona kepada China. Demikian disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada Rabu, 5 Februari 2020.

"Negara-negara itu adalah Korea Selatan, Jepang, Thailand, Malaysia, Indonesia, Kazakhstan, Pakistan, Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Hongaria, Belarus, Turki, Iran, Uni Emirat Arab, Aljazair, Mesir, Australia, Selandia Baru, serta Trinidad dan Tobago," kata juru bicara kementerian tersebut, Hua Chunying, dalam sebuah taklimat media yang dilakukan secara daring seperti dikutip dari Xinhua News, Jumat (7/2/2020).

Beberapa negara lain juga telah menyatakan kesediaan mereka untuk mendonasikan persediaan, dan masyarakat di banyak negara telah menawarkan dukungan dalam berbagai cara, kata Hua. Dia menambahkan bahwa China menyambut dan berterima kasih atas pengertian, dukungan, dan bantuan dari masyarakat internasional.

Sembari menyebut bahwa Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif belum lama ini kembali memuji dan menghargai langkah kebijakan anti-Virus Corona China di Twitter dalam bahasa Mandarin, Hua mengatakan hal itu menunjukkan persahabatan yang tulus dan telah terjalin lama antara kedua negara.

"Iran telah menyediakan 3 juta masker bedah dan menyatakan siap untuk menawarkan lebih banyak bantuan lagi bagi China guna memerangi virus tersebut," kata Hua.

Dikatakan Hua, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen, dan banyak pemimpin negara lainnya serta berbagai lapisan masyarakat mengungkapkan pengertian mereka bagi China.

Hua mengatakan China akan terus membagikan informasi dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain secara terbuka, transparan, dan bertanggung jawab guna melindungi kesehatan rakyat China serta berkontribusi bagi keamanan kesehatan publik regional dan global.

"Kami memiliki keyakinan dan kemampuan penuh untuk segera memenangkan pertarungan ini," kata Hua.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wenzhou Pusat Kedua Wabah Virus Corona Setelah Wuhan?

Penerbangan dari Wuhan
Sebuah papan informasi memperlihatkan jadwal penerbangan dari Wuhan yang dibatalkan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing pada Kamis (23/1/2020). Pemerintah China menghentikan semua penerbangan dan kereta api yang meninggalkan Wuhan, kota pusat penyebaran virus korona. (AP/Mark Schiefelbein)

Sebelumnya, jauh dari episentrum wabah Virus Corona, Kota Wenzhou di pesisir timur China sedang berjibaku menanggulangi gelombang penularan yang menyebar dari dalam wilayah sendiri. Kota berpenduduk sembilan juta orang itu berjarak 680 km dari Kota Wuhan, di mana kasus infeksi Virus Corona jenis baru pertama kali dilaporkan Desember lalu.

DW Indonesia yang dikutip Rabu (5/2/2020) melaporkan, Wenzhou menjadi kota pertama China di luar Provinsi Hubei yang ditempatkan di bawah karantina massal.

Sejak Minggu, 2 Februari, Wenzhou mencatat 291 kasus penularan, terbanyak di luar Wuhan. Menurut aturan karantina, hanya satu orang yang diizinkan keluar rumah setiap dua hari sekali. Sementara toko-toko dan pusat hiburan telah ditutup.

Wenzhou dikenal sebagai kota penghubung bisnis dan industri di China, lantaran letaknya di tepi Laut China Timur dan berada di antara Hong Kong dan Shanghai.

"Kota ini dikenal lantaran para pengusahanya yang aktif di luar negeri. Tapi karena Wuhan berada di tengah China, ada banyak pengusaha Wenzhou yang bekerja di Wuhan," kata seorang penduduk, Quan.

"Kebijakan khusus" mulai diterapkan pemerintah Wenzhou awal Februari lalu. Dalam sebuah rapat darurat pada 31 Januari silam, pemerintah kota mengakui kebanyakan korban yang terjangkit virus telah kembali ke Wuhan, namun Virus Corona kadung menyebar di tempat lain.

Dari 26 kasus yang dilaporkan pemerintah kota pada 2 Februari silam, 23 di antaranya tidak memiliki kaitan atau riwayat perjalanan ke Wuhan. Adapun 17 pasien mengaku tertular Virus Corona baru setelah berhubungan dengan pasien Corona yang lain. Sejauh ini pemerintah telah mendeteksi sebanyak 48.800 penduduk Wenzhou yang pulang dari Wuhan atau "wilayah kunci" lain di Provinsi Hubei.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya