Liputan6.com, Jakarta - Proyek pengembangan kereta api telah berkembang pesat di beberapa kota metropolitan yang ada di negara-negara ASEAN. Meskipun dihadapkan dengan berbagai masalah seperti kemacetan lalu lintas, polusi lingkungan, dan kendala lainnya, perkembangan transportasi tetap berhasil dilakukan.
Sebagai salah satu contohnya adalah perkembangan MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan kereta bandara yang sudah beroperasi.
Terkait pengembangan kereta api dan pengembangan wilayah, Jepang bisa dijadikan panutan untuk bidang ini. Seminar bertajuk "JTTRI International On Railway and Area Development in Jakarta" memiliki tujuan untuk membagikan pengetahuan tentang perkeretaapian dan pengembangan wilayah di Jepang.
Advertisement
Ketua JTTRI Masafumi Shukuri mengatakan, "Topik yang diambil pada seminar kali ini adalah pengembangan kereta api dan daerah di jalur kereta, ini sangat penting untuk diketahui Indonesia dan negara ASEAN lainnya. Karena penting untuk meningkatkan nilai sosial, nilai ekonomi,dan nilai budaya."
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Penelitian Transportasi dan Pariwisata Jepang Masafumi Shukuri, ia berharap bahwa seminar ini dapat mendorong perkembangan kereta api dalam bentuk yang lebih harmonis. Selain itu juga tentunya dapat meningkatkan hubungan persahabatan Indonesia-Jepang.
Salah satu contoh kerja sama Indonesia-Jepang adalah dengan terwujudnya pembangunan MRT Jakarta yang telah beroperasi sejak 2019.
Direktur Prasarana Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Heru Wisnu Wibowo mengatakan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun ini dari 2014 hingga 2019, pembangunan kereta api di Indonesia telah mencapai kurang lebih 1000 km yang tentunya merupakan pencapaian tertinggi dari tahun sebelumnya.
Ia juga menyampaikan, "Bersama dengan pemerintah Jepang, pembangunan MRT Jakarta telah banyak dibantu oleh pemerintah Jepang. Tidak hanya MRT dari Lebak Bulus sampai HI, tetapi juga dari HI sampai ke Kota. Semoga pada 2024 mendatang sudah bisa beroperasi dan meningkatkan mobilitas masyarakat yang ada di Jakarta."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gunakan TOD Untuk Konsep Pembangunan
Jepang adalah negara paling maju untuk Transit Oriented Development (TOD), yang merupakan konsep pembangunan sistem transportasi massal. Saat ini sudah dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan sistem TOD di Jepang. Tak hanya itu, Jepang juga mengubah pola-pola yang ada di wilayah yang bersangkutan.
Dikatakan oleh Shigeru Morichi dalam sambutannya, sistem TOD tidak dapat berjalan mulus di negara Asia karena urusan terkait kereta api dan lainnya tidak terlaksana dengan baik dan benar.
Selain itu, lahan juga merupakan salah satu komponen penghambat berjalannya TOD di Jakarta, mengingat terbatasnya persediaan lahan. Sementara di Jepang, banyak tersedia sehingga mudah untuk melakukan TOD.
Pemerintah Jepang memiliki kelebihan untuk penanganan kota-kota baru berbasis kereta. Ini dilakukan Tokyo dengan melakukan pengembangan secara terpadu termasuk pembangunan kota.
Negara-negara di Asia juga perlu memperhatikan konektivitas manusia dengan jalur keretanya, seperti yang sudah diterapkan di Jepang salah satunya. Berdasarkan penelitian, masih banyak negara di Asia yang tidak membangun stasiun plaza.
Selain itu, pemerintah Jepang memiliki kelebihan untuk penanganan kota-kota baru berbasis kereta. Hal ini sudah diterapkan Tokyo dengan melakukan pengembangan secara terpadu termasuk pembangunan kota.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii mengatakan bahwa ia berharap untuk masa yang akan datang, TOD dapat digunakan untuk pengembangan transportasi massal dan wilayah di Indonesia.
"Dengan bantuan dan dukungan Ministry of Land, Infrastructure and Tourism (MLIT) serta Japan International Cooperation Agency (Jica), kami bersedia untuk membantu pembangunan dan mendorong proyek di negara-negara ASEAN, seperti di Indonesia," tambahnya.
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement