Eks-Perawat di Jepang Kembali Bertugas Demi Lawan Corona COVID-19

Mantan perawat di Jepang diminta kembali bekerja untuk menghadapi Virus Corona (COVID-19).

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Apr 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2020, 07:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Tokyo - Jepang menjadi salah satu negara maju yang paling telat dalam melawan Virus Corona (COVID-19). Sistem kesehatan kini mulai kewalahan menghadapi gelombang pasien Corona.

Asosiasi Perawat Jepang meminta para eks-perawat untuk kembali aktif dan membantu pemerintah melawan pandemi Virus Corona (COVID-19). Totalnya, ada 110 eks-perawat yang kembali bekerja.

Dilansir The Japan Times, Jumat (24/4/2020), para perawat itu dikirim ke penugasan berbeda. Ada yang bekerja di pusat konseling telepon, ada pula yang bekerja di fasilitas mengurus pasien dengan gejala Corona ringan.

Asosiasi meminta 50 ribu mantan perawat untuk kembali bekerja pada 8 April lalu. Permintaan itu dibuat sehari usai pemerintah mendeklarasikan masa darurat di Tokyo dan enam prefektur lain.

Kepala asosiasi, Toshiko Fukui, berharap pemerintah menjamin tunjangan para perawat yang berkontak dengan pasien Virus Corona COVID-19. Pasalnya, gaji perawat tergolong tak terlalu tinggi.

Bantuan finansial juga diharapkan ada bagi perawat pasien Virus Corona baru yang tinggal di hotel karena tak ingin menularkan keluarganya di rumah.

"Tingkat gaji bagi staf perawat tidak tinggi, meski mereka bekerja pada shift malam," ujar Fukui. "Selain itu, mereka menghadapi risiko infeksi, jadi kami harap ada tunjangan bahaya bagi mereka," lanjut Fukui.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Update Corona di Indonesia

Achmad Yurianto
Juru Bicara Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yuriantosaat konferensi pers Corona secara Live di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (31/3/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Juru Bicara Pemerintah Untuk Percepatan Penanganan Corona Covid-19, Achmad Yurianto mengungkap, 2.003 orang tercatat sebagai orang dalam pengawasan (ODP) pada Jumat (24/4/2020). Total, lebih dari 197 ribu orang masuk dalam kelompok ini.

"Total ODP yang dilakukan pemantauan sebanyak 197.951 orang, pertambahan 2.003 orang hari ini," tutur Yuri saat jumpa pers di Graha BNPB Jakarta, Jumat (24/4/2020). 

Menurut dia, pemantauan terhadap ODP sebagian besar sudah selesai. ODP dipantau selama 14 hari sesuai masa inkubasi virus Corona.

Data sementara dari ODP tersebut, tercatat ada 18.301 orang yang masuk kategori pasien dalam pemantauan (PDP) terkait Corona. Dengan jumlah penambahan hari ini sebanyak 18 orang.

"Ini adalah daftar yang sedang menunggu hasil pemeriksaan PCR yang sekarang sedang berproses," jelas Yuri. 

Jumlah pasien yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona terus bertambah.

Pada Jumat (24/4/2020), bertambah 42 orang menjadi 689 orang meninggal dunia karena Corona Covid-19.

"Pasien Covid-19 yang meninggal 689 orang," ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto melalui konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta.

Sedangkan untuk jumlah pasien yang sudah dinyatakan positif terinfeksi virus dari Wuhan, China itu pada hari ini bertambah menjadi 8.211 orang.

Data pasien Corona Covid-19 ini tercatat sejak Kamis 23 April 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya