Para Ilmuan Skotlandia Kuak Bukti Mars Bukanlah Planet Mati

Para ilmuan di Skotlandia membagikan penjelasan mereka terkait bukti kimia pertama dari konveksi vulkanik di Planet Mars.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Mei 2020, 18:05 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 18:05 WIB
Pecahkan 'Misteri' Gas, Eropa Siap Luncurkan Misi ke Mars
Ilustrasi satelit mengorbit di Planet Mars. (NASA)

Liputan6.com, Jakarta- Para ilmuan mengungkap, meteorit yang terbentuk jauh di dalam perut Mars, telah memberikan bukti kimiawi yang kuat tentang konveksi magma di dalam mantel Planet Mars. Bukti ini menunjukkan bahwa Mars bukanlah planet mati.

Kristal olivin dalam meteorit Tissint yang jatuh ke Bumi pada 2011, menunjukkan planet tersebut aktif secara vulkanis ketika kristal terbentuk sekitar 574 hingga 582 juta tahun yang lalu.

Ahli geologi planet, Nicola Mari, dari University of Glasgow di Skotlandia mengatakan, tidak ada bukti konveksi magma sebelumnya di Mars, tetapi pertanyaan mengenai "Apakah Mars masih merupakan planet yang aktif secara vulkanis?" sebelumnya diselidiki menggunakan metode yang berbeda. 

Walaupun kristal olivin cukup umum di Mars, Nicola dan timnya melihat sesuatu yang aneh di mana kristal-kristal itu memiliki jarak pita kaya fosfor yang tidak beraturan. Proses ini disebut sebagai perangkap zat terlarut (solute trapping), seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (12/5/2020).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Suhu Mantel Mars

Penampakan awan di Planet Mars (NASA)
Penampakan awan di Planet Mars (NASA)

Nicola Mari dan timnya menemukan bahwa mantel Mars mungkin memiliki suhu sekitar 1.560 derajat Celcius pada periode akhir Amazon di Mars ketika olivin terbentuk. Hal ini sangat dekat dengan suhu mantel bumi yaitu 1.650 derajat Celcius selama Eon Archean antaa 4 hingga 2,5 miliar tahun yang lalu.

Meskipun begitu, tidak berarti Mars seperti Bumi purba. Tetapi berarti Mars dapat menahan sedikit panas di bawah mantelnya yang diperkirakan karena tidak memiliki lempeng tektonik yang membantu menghilangkan panas seperti di Bumi, Mars dapat mendingin lebih lambat.

Hasil ini menunjukkan bahwa interpretasi sebelumnya tentang kekeringan di Mars berdasarkan permukaan olivin mungkin perlu ditinjau kembali.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya