Survei: Warga Selandia Baru Enggan Kembali ke Kantor Usai Pandemi Corona

Menurut survei, masyarakat Selandia Baru enggan kembali bekerja di kantor setelah pandemi Corona COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 28 Mei 2020, 16:33 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 16:33 WIB
Ilustrasi kantor.
Ilustrasi kantor.

Liputan6.com, Wellington - Sebuah penelitian dilakukan terhadap orang Selandia Baru yang bekerja dari rumah selama penguncian akibat pandemi Virus Corona COVID-19. Mereka mendapati diri mereka sama produktifnya ketika mereka berada di kantor. Bahkan mayoritas dari mereka enggan untuk kembali ke tempat kerja seperti sedia kala. 

Melansir The Guardian, Kamis (28/5/2020), Selandia Baru telah dikunci selama tujuh minggu sejak 25 Maret, dan telah menjadi kisah sukses global dalam upaya penanggulangan virus corona baru, dengan kurang dari 1.500 orang terinfeksi dan 21 kematian.

Selama penguncian, banyak pekerja harus bekerja dari rumah untuk pertama kalinya, dan sebuah penelitian di Universitas Otago terhadap lebih dari 2.500 orang menemukan aturan tersebut cocok untuk banyak orang.

Menurut penelitian, 73% orang “sama atau lebih produktif” ketika bekerja dari rumah, dan 89% ingin melanjutkannya pasca-kuncian, setidaknya untuk paruh waktu.

Meskipun 38% responden tidak pernah bekerja dari rumah sebelumnya, 66% orang merasa "mudah atau agak mudah" untuk beradaptasi, dengan 82% mengatakan mereka merasa memiliki sumber daya yang tepat untuk melakukan pekerjaan mereka, walaupun hanya 17% yang memiliki semua sumber daya yang disediakan oleh atasan mereka.

Pekan lalu, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan kuncian telah menunjukkan banyak warga Selandia Baru memiliki pengaturan kerja yang fleksibel dapat menjadi produktif bagi kedua belah pihak.

“Saya mendengar banyak orang menyarankan kami harus menerapkan aturan empat hari kerja di kantor setiap minggu. Pada akhirnya itu benar-benar tergantung antara pengusaha dan karyawan. Tapi seperti yang saya katakan ada begitu banyak yang telah kita pelajari akibat COVID-19 dan fleksibilitas orang yang bekerja dari rumah, produktivitas yang dapat didorong keluar dari itu, ” kata Ardern.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Cemas Jelang Kembali ke Kantor

Ruang kantor
Ilustrasi ruang kantor (Unsplash)

Banyak warga Selandia Baru melaporkan mereka merasa cemas di masa akhir penguncian dan menghadapi kenyataan bahwa harus kembali ke bentuk-bentuk pekerjaan tradisional. Mereka merujuk pada durasi perjalanan yang panjang dan mahal, lebih sedikit waktu dengan keluarga, dan kantor-kantor yang bising.

Dr Paula O'Kane, seorang spesialis dalam perilaku organisasi dan manajemen sumber daya manusia di Departemen Manajemen Otago, mengatakan pasca-lockdown adalah kesempatan utama untuk memeriksa kembali cara kerja tradisional di kantor.

"Baik pengusaha dan pemerintah memiliki peran dalam mendidik karyawan yang bekerja dari rumah di masa depan tentang kesejahteraan mereka dan bagaimana menempatkan pemisahan antara pekerjaan dan rumah," kata Dr'O Kane. 

"Kelelahan disebutkan secara khusus oleh banyak peserta."

"Kelelahan pertemuan online (zoom)" yang meluas juga dilaporkan, kata Dr O'Kane, tetapi meskipun demikian 71% pekerja masih lebih suka memakai kamera selama pertemuan. 

Berkolaborasi dan berkomunikasi dengan rekan-rekan disebut sebagai tantangan, tetapi melewatkan perjalanan sehari-hari dan menghemat uang untuk transportasi dan makan siang buatan sendiri yang membuat pekerjaan dari rumah layak dilakukan bagi banyak orang.

Namun secara keseluruhan hasil penelitian ini ternyata positif, dan Dr O'Kane mendesak pengusaha dan karyawan untuk membuka diskusi tentang masa depan tempat kerja mereka, pada saat banyak yang terbuka dan bersedia berubah.

"Mari kita buat kembali norma baru," kata Dr O'Kane.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya