Liputan6.com, Sao Paulo - WHO menyebutkan bahwa episentrum Virus Corona COVID-19 sudah bergeser ke Amerika Selatan. Di wilayah itu, Brasil mendeteksi kasus paling tinggi, bahkan nomor 2 di dunia.
Berdasarkan situs resmi pemerintah Brasil, total seluruh kasus mencapai 438.238 dan total kematian 26.754 kasus. Wilayah yang terdampak parah adalah Brasil tenggara, terutama Sao Paulo.
Advertisement
Baca Juga
Kasus di Brasil merupakan yang tertinggi di antara negara berkembang. Meski demikian, jumlah tes di Brasil tercatat cukup tinggi.
Berdasarkan data Worldometers, Jumat (29/5/2020), total tes corona yang dilaksanakan di Brasil telah mencapai 871.839 tes. Jumlah itu relatif lebih tinggi dari tes spesimen di Indonesia.
Sao Paulo yang merupakan lokasi kasus tertinggi justru akan membuka pembatasan sosial. Bisnis seperti toko dan mall sudah kembali buka.
Dilaporkan Bloomberg, pembatasan sosial di Brasil dilaksanakan secara longgar. Pihak pemerintah kota Sao Paulo berkata akan ada protokol-protokol yang perlu diikuti sebelum bisnis berjalan lagi.
Di Brasil, ada lima level kesehatan. Yang tertinggi adalah level 1 seperti di Sao Paulo, dan kemudian akan turun ke level 2.
"Jika angkanya memburuk, kita bisa kembali ke level 1," ujar Wali Kota Sao Paulo, Bruno Covas.
Pada situs Virus Corona pemerintah Brasil, kasus di Sao Paulo tercatat mencapai 95 ribu kasus dan hampir 7.000 orang meninggal. Berikutnya, ada Rio de Janeiro dengan 44 ribu kasus positif.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
New Normal Berlaku, Kasus Corona COVID-19 di Korsel Melonjak Lagi
Di Asia Timur, ada juga negara yang sudah masuk new normal. Namun, kasus terpantau naik lagi.
Dilaporkan kantor berita Yonhap, Kamis 28 Mei 2020, ada 82 kasus yang sudah dilacak dari fasilitas logistik Coupang di Bucheon. Alhasil, 4.159 orang terkait fasilitas itu harus ikut tes corona. Sejauh ini 2.854 orang hasilnya negatif.
"Sepertinya tindakan preventif melawan epidemi, seperti memakai masker atau libur ketika sakit, tidak dilaksanakan dengan patuh oleh pegawai-pegawai di fasilitas itu," ujar Menteri Kesehatan Park Neung-hoo.
Per 28 Mei, kasus harian di Korsel menyentuh 79, tertinggi dalam 53 hari.
Sebelum klaster Coupang, ada lagi kasus di Seoul ketika seorang guru menularkan Virus Corona ke anak 6 tahun. Puluhan murid dan orang tua akhirnya harus dites.
Hotspot COVID-19 tertinggi di Seoul adalah klaster klub Itaewon dengan total 131 kasus. Pemerintah Seoul akhirnya menutup seluruh klub malam di kotanya dan harus melacak ribuan pasien.
Advertisement