Singapura Setujui Obat Remdesivir untuk Pasien Corona COVID-19 yang Sakit Parah

Obat antivirus Remdesivir telah diberikan persetujuan bersyarat untuk diberikan kepada pasien Corona COVID-19 di Singapura yang sakit parah.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Jun 2020, 15:05 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2020, 15:05 WIB
Tempat Wisata di Singapura Sepi
Para wisatawan mengunjungi Taman Merlion di Singapura pada 6 Maret 2020. Tempat-tempat wisata utama di Singapura sepi dari turis di tengah epidemi virus corona COVID-19. (Xinhua/Then Chih Wey)

Liputan6.com, Singapura- Health Sciences Authority (HSA) Singapura mengatakan pada Rabu 10 Juni 2020, bahwa obat antivirus Remdesivir telah diberikan persetujuan bersyarat untuk mengobati pasien Corona COVID-19 di negara tersebut yang sakit parah. 

Mengutip dari Channel News Asia, Kamis (11/06/2020), Remdesivir telah digunakan sebagai bagian dari uji klinis di Singapura untuk pasien Corona COVID-19.

Pertama kali dibuat untuk mengobati Ebola, jenis obat yang dibuat oleh Gilead Sciences itu mendapatkan lampu hijau dari HSA setelah berkonsultasi dengan Medicines Advisory Committee.

Dari persetujuan tersebut, mengartikan bahwa dokter kini dapat menggunakan Remdesivir untuk mengobati pasien dewasa dengan Corona COVID-19 yang membutuhkan oksigen tambahan atau memerlukan bantuan pernapasan lebih intensif, yang melibatkan alat seperti ventilator atau mesin pendukung kehidupan.

Selain itu, obat antivirus tersebut juga dapat diberikan untuk pasien yang memiliki kadar saturasi oksigen 94 persen atau kurang. 

Saksikan Video Berikut Ini:

Pentingnya Data keamanan yang Relevan dan Pemantauan Penggunaan Obat

Ilustrasi Singapura
Ilustrasi Pemandangan Singapura (AP/Wong Maye-E)

Sejak Maret 2020, Remdesivir telah digunakan dalam uji klinis di Singapura. Gilead Sciences mengajukan pendaftaran Remdesivir di Singapura pada 22 Mei 2020, dan memperoleh persetujuan bersyarat dari Health Sciences Authority (HSA) Singapura pada Rabu (10/6/2020). 

HSA mengatakan, "Untuk mengoptimalkan penggunaan Remdesivir dalam manajemen COVID-19, HSA bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) dan para ahli yang relevan untuk lebih lanjut menentukan subkategori pasien yang cenderung mendapat manfaat paling banyak dari obat ini."

"Meskipun data tentang kemanjuran dan keamanannya sangat terbatas pada saat ini, HSA telah mempercepat peninjauan Remdesivir mengingat kebutuhan kesehatan masyarakat yang mendesak selama pandemi COVID-19," kata HSA. 

Gilead Sciences, yang juga memiliki kantor di Singapura, diharuskan mengumpulkan data keamanan yang relevan dan memantau penggunaan obat, sebagai bagian dari persetujuan syarat.

Selain itu, untuk memastikan "keamanan dan kemanjuran produk," HSA juga akan memerlukan data dari studi klinis yang sedang berlangsung untuk diserahkan setelah persetujuan. 

HSA juga menyampaikan bahwa "Singapura adalah salah satu negara paling awal yang memberikan persetujuan untuk obat tersebut." 

Selain Remdesivir, obat lain yang digunakan dalam uji klinis untuk mengobati pasien Corona COVID-19 di Singapura termasuk obat anti-HIV yaitu Lopinavir dan Ritonavir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya