Cara Singapura Gelar Pemilu di Tengah Pandemi Corona COVID-19

Singapura akan menggelar pemilihan umum pada 10 Juli mendatang. Berikut adalah metode yang mereka terapkan agar tetap menjaga protokol kesehatan untuk menghindari risiko Virus Corona.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Jun 2020, 16:05 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2020, 16:05 WIB
Halimah Yacob, Presiden Muslimah Pertama Singapura
Halimah Yacob melambaikan tangan saat menyapa pendukungnya usai memberikan pidato di Singapura, Rabu (13/9). Halimah Yacob nantinya akan menggantikan posisi Tony Tan, yang telah 6 tahun menjabat sebagai presiden negara tersebut. (AP Photo/Wong Maye-E)

Liputan6.com, Singapura- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah menyarankan Presiden Halimah Yacob untuk membubarkan Parlemen dan menerbitkan Writ of Election. Atas saran itu, Presiden Halimah langsung membubarkan Parlemen pada Selasa 23 Juni.

Menurut Kantor Perdana Menteri (PMO) Singapura, "Perdana Menteri juga menyarankan agar Hari Nominasi Kandidat (Nomination Day) dilakukan pada Selasa, 30 Juni 2020, dan Presiden telah menyetujuinya."

Departemen Pemilihan Umum Singapura (ELD) lalu mengumumkan dalam siaran pers terpisah, bahwa Presiden Halimah Yacob telah menerbitkan Writ of Election for General Election 2020, dengan Hari Pemilihan (Polling Day) pada 10 Juli yang juga akan menjadi hari libur umum.

PM Lee mengatakan dalam pidatonya, "Pemilihan sekarang akan menghapus semua masalah dan memberi Pemerintah baru mandat selama lima tahun untuk fokus pada agenda nasional dan keputusan sulit yang harus dibuat."

"Alternatifnya adalah menunggu pandemi COVID-19. Tetapi kami tidak memiliki jaminan bahwa pandemi akan berakhir sebelum masa pemerintahan ini berakhir April mendatang," imbuh PM Lee seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (24/6/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

Prosedur Kampanye

PM Singapura Lee Hsien Loong
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong (AFP)

Departemen Pemilihan Umum Singapura (ELD) mengatakan bahwa hanya kandidat, pengusul mereka, pendukung, pemberi izin dan media terakreditasi yang dapat memasuki TPS (Nomination Centre), dan pendukung partai tidak akan diizinkan untuk berlama-lama berdekatan.

ELD juga menyampaikan, saat berkampanye, pertemuan kelompok akan dibatasi sebanyak 5 orang, kelompok tersebut juga dikatakan tidak boleh bercampur dengan anggota kelompok lain, dengan saling menjaga jarak setidaknya 1 meter.

Kendaraan perambulasi dapat digunakan untuk kampanye, kata ELD, tetapi kandidat tidak dapat berbicara, menyiarkan langsung, atau menyiarkan musik atau video dari kendaraan itu. 

Selain itu, juga tidak akan adanya pemilihan dan acara kampanye melalui pertemuan langsung, melainkan semua hal itu dapat diadakan secara online.

Untuk berkampanye, kandidat akan mendapatkan waktu tayang tambahan mereka di TV nasional dalam bentuk Siaran Politik Konstituen. 

Calon kandidat harus menyerahkan surat pencalonan mereka ke Pejabat Pengembalian (Returning Officer) pada 30 Juni, bersama dengan pengusul mereka, dan yang kedua, juga setidaknya empat persetujuan. Pejabat Pengembalian (Returning Officer) tahun ini adalah Kepala Eksekutif dari National Environment Agency, Tuan Tan Meng Dui.

Penyiar nasional Singapura, Mediacorp, di TV serta saluran media online-nya dilaporkan akan meliput proses Hari Nominasi Kandidat (Nomination Day).

Tetap Pastikan Pemilu Aman dari Virus Corona

Presiden Singapura-Halimah Yacob
Halimah Yacob bersama PM Singapura, Lee Hsien Loong bersiap mengikuti upacara peresmian menjadi Presiden Singapura di Istana Kepresidenan Singapura, (14/9). Halimah Yacob menjadi Presiden Singapura kedelapan. (Wallace Woon/Pool Photo via AP)

PM Lee Hsien Loong mengatakan dirinya puas karena pemilih dapat memilih dengan aman, dan bahwa partai politik akan dapat berkampanye secara efektif.

Awal bulan ini, Departemen Pemilihan Umum Singapura (ELD) mengeluarkan langkah-langkah untuk memastikan orang dapat memilih dengan aman di tengah wabah Corona COVID-19.

Langkah-langkah tersebut mencakup rentang waktu khusus untuk pemilih dari kalangan manula, dan mendirikan lebih banyak tempat pemungutan suara serta meminta pemilih mengenakan sarung tangan sebelum memasuki tempat pemungutan suara.

Nantinya, akan ada 1.100 TPS, yang naik dari 880 TPS, dengan jumlah pemilih yang diperkirakan di setiap stasiun akan berkurang dari rata-rata 3.000 menjadi 2.400 orang.

ELD juga mengatakan bahwa jumlah pejabat publik yang dikerahkan selama pemilihan ini akan meningkat sebesar 20 persen, ketika menanggapi pertanyaan Channel News Asia.

Tindakan pencegahan keamanan seperti penyaringan suhu akan dilakukan di TPS (Nomination Centre), mengingat situasi wabah Virus Corona yang masih berlangung. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya