Akankah Putra Mahathir Mohamad Menjadi PM Malaysia?

Mahathir Mohamad membahas kans putranya menjadi perdana menteri.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Jun 2020, 08:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2020, 08:00 WIB
Mahathir Mohamad
Mahathir Mohamad pada hari Rabu, 9 Mei 2018, saat mendeklarasikan kemenangan oposisi yang dipimpinnya atas koalisi Barisan Nasional yang dinakhodai Najib Razak (AP Photo/Adrian Hoe)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memang sudah lengser, tetapi ia belum meninggalkan panggung politik negeri jiran. Ia mengaku masih banyak mendapat dukungan. 

Saat ini Mahathir masih berminat untuk maju menjadi perdana menteri. Ia juga menilai Anwar Ibrahim sudah tidak lagi potensial. Selain itu, ia tidak mengekang jika putranya, Mukhriz Mahathir, ingin maju sebagai perdana menteri. 

"Ketika saya perdana menteri, saya tidak mengizinkan putra-putra saya terlibat di politik. Saya tidak ingin rakyat menuduh saya dengan nepotisme. Tetapi saya sudah turun. Mereka memiliki hak untuk masuk ke dalam politik dan Mukhriz tampak seperti yang paling tertarik," ujar Mahathir Mohamad dalam wawancara dengan Asia Times, Jumat (26/9/2020). 

"Jika rakyat menyukainya, maka terserah mereka untuk memilih, bukan terserah saya. Saya tidak memilih. Saya selalu mengikut pilihan yang dibuat rakyat," lanjut Mahathir.

Mukhriz Mahathir saat ini sedang menjabat sebagai Menteri Besar di Kedah. Mahathir berkata putranya memiliki gaya sendiri dalam memimpin. 

Perjalanan politik Mukhriz sudah dimulai sejak awal tahun 2000-an. Ia awalnya bergabung dengan Partai United Malays National Organisation (UMNO) sebelum pindah ke Partai Bersatu pada 2016. 

Setelah Mahathir Mohamad lengser dari perdana menteri, Mukhriz keluar dari Partai Bersatu. Saat ini, ia masuk ke kubu independen dan tetap mendukung ayahnya di parlemen.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Popularitas Anwar Ibrahim Redup, Mahathir Mohamad Ogah Kerja Sama?

Mahathir Mohamad Mundur sebagai PM Malaysia
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (kanan) berjabat tangan dengan Anwar Ibrahim di Putrajaya, Malaysia, Sabtu (22/2/2020). Sebelumnya, Mahathir telah berjanji akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar Ibrahim. (AP Photo/Vincent Thian)

Pekan ini, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memutuskan hengkang dari Pakatan Harapan. Ia hanya mau bekerja sama dengan dua partai dari koalisi tersebut, tetapi ogah bekerja sama dengan partai Anwar Ibrahim.

Saat ini Pakatan Harapan terdiri atas tiga anggota: Partai Aksi Demokratis (Democratic Action Party atau DAP), Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan Partai Amanah Negara. 

Mahathir mau bekerja sama dengan DAP dan Amanah, tetapi menolak PKR yang merupakan tempat Anwar Ibrahim bernaung. Alasannya ternyata terkait popularitas Anwar Ibrahim.

"Ini bukan masalah tidak percaya. Ini mengenai dukungan rakyat. Meski Anwar dulu sangat populer, sekarang ia telah kehilangan cukup banyak dukungan," kata Mahathir Mohamad dalam wawancara bersama Asia Times.

Oleh sebab itu, Mahathir memandang Pakatan Harapan tak akan mendapat dukungan rakyat jika dipimpin Anwar Ibrahim. Mahathir menyebut ada orang-orang yang bersikeras ogah memilih Anwar jika maju.

"Saya percaya rakyat tidak akan mendukung upaya comeback Pakatan Harapan jika dia (Anwar) dimajukan sebagai perdana menteri," kata Mahathir Mohamad.

Mahathir mengaku sebetulnya tak ingin kembali berkuasa setelah bertahun-tahun menjadi perdana menteri. Namun, ia mengaku masih mendapat dukungan rakyat.

Ia pun menegaskan tekadnya untuk menggeser pemerintahan saat ini yang dipimpin PM Muhyiddin Yassin.

"Jika kita di oposisi kini ingin menjatuhkan pemerintahan sekarang, kita butuh mayoritas. Pada saat ini, kita tidak punya mayoritas," ujar Mahathir Mohamad.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya