Liputan6.com, Amerika Serikat - Mengenakan masker dan menjaga jarak sosial telah terbukti menjadi langkah paling penting yang bisa kita ambil untuk melawan Virus Corona COVID-19. Namun sejumlah besar orang masih tidak menjadikannya sebuah keharusan, meski lonjakan kasus baru-baru ini terjadi di sebagian besar negara bagian AS.
Mengutip psychologytoday.com, Selasa(14/7/2020), sebuah studi baru menunjukkan bahwa orang yang tidak memakai masker salah paham bagaimana COVID-19 menyebar.
Para peneliti di Social Cognition Center Cologne dan University of Bremen melakukan tiga percobaan, masing-masing melibatkan lebih dari 500 orang dewasa dari Amerika Serikat. Sejumlah besar dari mereka tidak melaksanakan social distancing atau jarak sosial dan tak mengenakan masker karena memiliki pemahaman yang salah tentang statistik.
Advertisement
Orang-orang cenderung berpikir Virus Corona COVID-19 menyebar secara linear, ketika pada kenyataannya menyebar secara eksponensial.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Linear Vs Eksponensial
Apa perbedaan antara penyebaran linier dan eksponensial? Jawabannya membuat semua perbedaan di dunia.
Pertumbuhan linear naik dengan cara yang terukur berbentuk ganris lurus. Tetapi pertumbuhan eksponensial cepat menambah: ia menggandakan dirinya sendiri.
Para penulis penelitian merujuk pada kesulitan masyarakat memahami ini sebagai akar dari pertumbuhan eksponensial.
"Secara umum, orang sulit memahami pertumbuhan eksponensial dan menafsirkannya secara keliru sebagai istilah linear," jelas penulis pertama Joris Lammers dalam siaran pers.
Ketika orang tidak mengerti, mereka sudah pasti akan meremehkan tentang seberapa cepat penyebaran Virus Corona COVID-19. Dan pastinya, mereka juga akan meremehkan seberapa besar pengaruh yang terjadi pada jarak sosial untuk menghentikan penyebaran.
Seperti dilanasir psychologytoday.com, makalah ini melaporkan tiga studi, yang berjalan menjelang akhir Maret 2020 ketika Virus Corona COVID-19 menyebar dengan cepat di Amerika Serikat.
Yang pertama melihat bagaimana masyarakat memahami penyebaran virus. Ini terlihat dari banyaknya orang Amerika secara keliru memahami pertumbuhan virus secara linear, bahkan ketika dihadapkan dengan bukti bahwa virus itu eksponensial.
Advertisement
Jarak Sosial Masuk Akal Ketika Masyarakat Memahami Pertumbuhan Virus
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa akar permasalahan terjadinya pertumbuhan eksponensial memang sulit diatasi, tetapi laporan ini ditemukan berbeda.
Dalam studi kedua, peneliti memberi satu kelompok peserta instruksi berikut: “Harap diingat bahwa masih banyak orang yang lupa bahwa kecepatan penyebaran Virus Corona COVID-19 meningkat setiap harinya. Dengan kata lain, ketika membuat dugaan ini, banyak orang keliru berpikir bahwa kasus Virus Corona jenis baru meningkat pada kecepatan yang stabil dan konstan. Pada kenyataannya, di AS (seperti di hampir semua negara lain) jumlah pasien berlipat ganda dan terus bertambah dua kali lipat setiap tiga hari. ”
Ketika dibandingkan dengan kelompok kontrol, kelompok yang belum diberi instruksi ini, kelompok yang diajarkan tentang penyebaran eksponensial lebih mungkin untuk mendukung dan melakukan jarak sosial.
Studi ketiga meminta kelompok eksperimen menggunakan apa yang mereka pelajari tentang pertumbuhan eksponensial untuk membuat beberapa prediksi jumlah kasus Virus Corona jenis baru dari waktu ke waktu. Ketika mereka melihat seberapa cepat virus menyebar dari waktu ke waktu, para peserta bahkan merasakan lebih banyak dukungan untuk memakai masker dan jarak sosial.
Kami memiliki peluang besar untuk memperlambat atau bahkan menghentikan pandemi Virus Corona COVID-19 dengan mengenakan masker dan melakukan jarak sosial. Tetapi kita hanya akan melakukannya jika kita mengerti alasannya.
Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul