Liputan6.com, Jakarta- Sejak awal pandemi, hampir 3,7 juta kasus infeksi Virus Corona COVID-19 telah tercatat di Eropa, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menanggapi hal itu, badan kesehatan tersebut menjelaskan adanya beberapa faktor yang saling berkaitan dan berpengaruh.
Dikutip dari AFP, Kamis (14/8/2020), WHO Eropa menjelaskan, bahwa kombinasi dari pelonggaran pembatasan, aturan yang kurang ketat di musim panas dan peningkatan pengujian menjelaskan meningkatnya jumlah kasus Virus Corona COVID-19 yang muncul di seluruh Eropa.
Baca Juga
Akan tetapi, jumlah kematian karena virus itu tidak mengikuti kecepatan kenaikan kasus di negara-negara di seluruh Eropa.
Advertisement
Ahli epidemiologi yang memimpin Tim Patogen Ancaman Tinggi di Kantor Regional WHO untuk Eropa, Richard Peabody, menegaskan bahwa "tidak ada saran dari perubahan keseluruhan dalam tingkat keparahan (virus)."
Sebaliknya, penyebaran penyakit di antara orang-orang muda, yang umumnya tidak mengalami gejala yang paling parah dan menderita tingkat kematian yang lebih rendah dapat menjelaskan tingkat kematian yang lebih rendah sebagian.
Saksikan Video Berikut Ini:
Memperhatikan Pelajaran dari Awal Pandemi
Kekhawatiran WHO kini adalah bila orang-orang akan menjadi lebih lalai tentang langkah-langkah dan rekomendasi yang bertujuan untuk mengekang penyebaran.
Peabody menerangkan, "Pesan utamanya adalah jika Anda mengambil risiko dari virus, maka virus itu akan kembali."
Selanjutnya, Peabody juga meminta pemerintah Eropa untuk memperhatikan pelajaran yang didapat di bulan-bulan pertama pandemi.
"Triknya adalah dengan cepat mengidentifikasi kasus baru, klaster baru, untuk mencoba mencegah penyebaran amplifikasi lebih lanjut," jelas Peabody.
Menurut WHO, 218.383 kematian akibat Virus Corona COVID-19 telah tercatat di Eropa.
Sementara di seluruh dunia, lebih dari 20 juta kasus infeksi yang dikonfirmasi telah dilaporkan.
Advertisement