Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan sedang melakukan menyelidiki terkait wabah Virus Corona COVID-19 di apartemen kawasan Seoul. Pihak berwenang melakukan pemeriksaan yang tinggal di lokasi itu karena kenaikan infeksi harian terjadi terbesar sejak Maret.
Pejabat kota berencana untuk menguji 500 warga di tempat sementara di depan blok dan mengirim tim spesialis untuk menyelidiki bagaimana orang-orang di lima lantai berbeda terinfeksi, kata salah satu pejabat, seperti dikutip dari laman Channel News Asia.
Advertisement
Baca Juga
Sekitar 28 dari 436 yang diuji terbukti positif Corona COVID-19, dengan delapan dari mereka tinggal di apartemen itu.
"Kota Seoul sedang melakukan penyelidikan di tempat pertama," kata Park Yoo-mi, direktur jenderal pemerintah kota.
Para ahli di bidang epidemiologi hingga konstruksi, serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), telah direkrut untuk mengungkap jalur infeksi, tambahnya.
"Kami sedang menyelidiki semua kemungkinan jalur infeksi, termasuk selokan, ventilasi, dan lift."
Pada Juli 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui kemungkinan penularan Virus Corona melalui udara tetapi berhenti memastikan teori itu.
Sebuah studi di China pada 2020, menemukan jejak virus di kamar mandi dari flat kosong di atas beberapa penyewa yang terinfeksi, menunjukkan kemungkinan penularan sebagai aerosol melalui pipa limbah.
Simak video pilihan berikut:
Tembus 18.000 Kasus
Korea Selatan mengalami kemunduran bulan ini dalam pertempurannya melawan virus ketika wabah yang berasal dari gereja menyebar ke rapat umum politik, meskipun sebelumnya berhasil mengendalikannya, dibandingkan dengan negara lain.
KCDC melaporkan 441 infeksi Virus Corona baru pada Rabu, untuk penghitungan harian tertinggi sejak wabah besar pertama pada awal Maret.
"Virus itu lebih mungkin menyebar melalui lift blok apartemen Seoul daripada ventilasi," kata pejabat KCDC Kwon Jun-wook.
"Kemungkinan tidak terlalu tinggi untuk jalur transmisi melalui lubang ventilasi," katanya dalam jumpa pers terpisah, mengutip para ahli.
Sebelumnya, pihak berwenang mendesak bisnis di Korea Selatan untuk memerintahkan karyawannya bekerja dari rumah, karena khawatir akan risiko wabah di tempat-tempat ramai, seperti di call center pada bulan Maret dan pusat logistik pada bulan Juni.
"Harap lakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap faktor risiko di tempat kerja," kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo.
Infeksi baru membuat penghitungan Korea Selatan menjadi 18.706, dengan korban tewas 313.
Advertisement