1 WNI Asal Buton yang Disandera Abu Sayyaf Meninggal

WNI asal Buton, Sulawesi Tenggara, dilaporkan meninggal ketika pasukan Abu Sayyaf bentrok dengan militer Filipina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Sep 2020, 18:02 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2020, 17:23 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam press briefing bersama dengan awak media pada Kamis (17/9/2020).
Menlu Retno Marsudi dalam press briefing bersama dengan awak media pada Kamis (17/9/2020). (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Sulu - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melaporkan bahwa satu WNI yang disandera Abu Sayyaf telah meninggal dunia. Ia meninggal setelah Abu Sayyaf bentrok dengan militer Filipina. 

WNI itu adalah satu dari lima orang yang disandera Abu Sayyaf pada Januari 2020. 

"Satu sandera WNI dengan inisial LB diinformasikan meninggal dunia setelah terjadi kontak senjata antara aparat keamana Filipina joint-taskforce Sulu dan 45th batallion infantry dengan kelompok ASG (Abu Sayyaf Group) di kota Patikul, provinsi Sulu," ujar Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual Rabu (30/9/2020). 

Pada pukul 08.00 pagi ini, jenazah telah diterbangkan dari Patikul menuju Zamboanga dengan menggunakan pesawat militer. Jenazah lantas diurus oleh funeral house di Zamboanga. 

Otoritas Filipina turut mengurus dokumentasi kematian. Menlu Retno berkata sudah melaporkan nasib LB kepada keluarga yang berada di Sulawesi Tenggara.

"Atas nama pemerintah, saya ingin mengucapkan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban atas meninggalnya WNI tersebut. Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan secara langsung berita duka ini kepada keluarga almarhum dan pemda di Buton," terang Menlu Retno.

Kementerian Luar Negeri RI terus berkoordinasi dengan Filipina agar menjamin keselamatan empat WNI lainnya yang masih disandera Abu Sayyaf.

"AFP (Armed Forces of Philippine) telah berkomitmen untuk menemukan dan menyelamatkan mereka," jelas Menlu Retno.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya