Menlu Turki Mevlut Cavusoglu Kunjungi Afghanistan di Tengah Konflik Azerbaijan-Armenia

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu akan mengunjungi Azerbaijan pada Selasa (6/10).

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Okt 2020, 16:07 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2020, 16:07 WIB
Setidaknya 16 tentara telah tewas dalam lima hari terakhir akibat pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan (Photo credit: Karen Minasyan/AFP)
Setidaknya 16 tentara telah tewas dalam lima hari terakhir akibat pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan (Photo credit: Karen Minasyan/AFP)

Liputan6.com, Ankara- Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu akan mengunjungi Azerbaijan pada Selasa (6/10/2020) waktu setempat, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki. 

Dilansir Anadolu Agency, Selasa (6/10/2020), kunjungan tersebut dilakukan di tengah pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia di Nagorno-Karakbakh. 

Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Turki juga menyebutkan bahwa Cavusoglu akan diterima oleh Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.

Selain itu, Cavusoglu juga akan bertukar pandangan tentang situasi saat ini di wilayah Nagorno-Karabakh, dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan, Ceyhun Bayramov untuk membahas perkembangan regional dan internasional saat ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Sekilas Mengenai Pertempuran di Nagorno-Karakbakh

Tentara Armenia saat menghancurkan tank Azerbaijan di jalur kontak Republik Nagorno-Karabakh. (Photo credit: Armenian Defense Ministry via AP)
Tentara Armenia saat menghancurkan tank Azerbaijan di jalur kontak Republik Nagorno-Karabakh. (Photo credit: Armenian Defense Ministry via AP)

Dimulai pada 27 September 2020, bentrokan antara pasukan Azerbaijan dan Armenia telah menewaskan ratusan korban jiwa. 

Sejak 1991, ketegangan terjadi pada hubungan antara kedua bekas republik Soviet itu, ketika militer Armenia menduduki Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.

Berbagai resolusi PBB, serta banyak organisasi internasional telah menuntut kedua pihak untuk melakukan gencatan senjata. 

Dibentuk pada tahun 1992, OSCE Minsk Group yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS bertujuan untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut.

Namun sayangnya, upaya pembicaraan damai tidak berhasil. Tetapi bagaimanapun, pada 1994 gencatan senjata disepakati oleh Azerbaijan dan Armenia.

Banyak negara-negara kuat dunia, termasuk Rusia, Prancis, dan AS, yang mendesak gencatan senjata dengan segera, sementara Turki mendukung hak Azerbaijan untuk membela diri. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya