Liputan6.com, Jakarta- Empat penambang emas yang kaya raya di distrik bernama "Last Chance Gulch", mendirikan Kota Helena, di Negara Bagian Montana, AS pada 30 Oktober 1864.Â
Pada 1864, empat penambang itu melihat tanda-tanda keberadaan emas di daerah Helena saat dalam perjalanan ke Provinsi Kootenai. Namun mereka sangat ingin mencapai daerah emas yang dilaporkan kaya di bagian lebih jauh ke utara sehingga mereka tidak berhenti.
Ketika mereka menyerbu Provinsi Kootenai, mereka memutuskan untuk mengambil "satu kesempatan terakhir" untuk menemukan emas di daerah Helena tersebut, seperti dikutip dari History.com, Jumat (30/10/2020).
Advertisement
Pada saat tanda-tanda keberadaan emas tersebut ternyata memang benar dan kaya akan emas aluvial, mereka mengklaim daerah di AS tersebut, dan menamai distrik pertambangan baru itu sebagai Last Chance Gulch.
Setelah Last Chance Gulch terbukti menjadi daerah dengan emas aluvial terbesar kedua di Montana, tempat tersebut menghasilkan emas sekitar 19 juta dolar AS hanya dalam kurun waktu empat tahun.
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Tetap Bertahan Walau Emas Habis
Ribuan penambang mulai membanjiri wilayah tersebut dalam semalam dan empat penemu asli Last Chance Gulch meningkatkan kekayaan mereka dengan mendirikan kota Helena untuk memberikan makanan, penginapan, dan persediaan bagi para penambang.
Berbeda dengan kota - kota pertambangan awal di Montana, walaupun emas habis, kota Helena tidak menghilang begitu saja.
Helena pun dikelilingi beberapa rute transportasi utama yang dipasok dengan baik dengan produk pertanian dari lembah terdekat, serta lokasinya yang dekat dengan beberapa kota pertambangan penting lainnya, membuat kota tersebut mampu bertahan dan tumbuh dengan melayani industri pertambangan Montana yang lebih luas.
Pada tahun 1875, kota tersebut menjadi ibu kota Wilayah Montana.
Kemudian di tahun 1894, kota ini menjadi ibu kota negara bagian baru Montana.
Advertisement