Tolak Lockdown, Warga Spanyol Bentrok dengan Polisi Saat Demonstrasi

Warga Spanyol yang berunjuk rasa tengah menolak aturan lockdown yang berujung bentrokan dengan polisi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 01 Nov 2020, 15:21 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2020, 15:21 WIB
Spanyol Rencanakan Pembatasan Baru COVID-19
Orang-orang duduk di taman Cerro del Tio Pio di Madrid, Spanyol (14/10/2020). Berbagai wilayah di Spanyol, termasuk Navarra utara dan timur laut Catalonia, sedang merencanakan atau menerapkan pembatasan baru terhadap penyebaran virus corona baru. (AP Photo/Manu Fernandez)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Spanyol mengutuk serangkaian protes kekerasan di kota-kota di seluruh negeri terhadap pembatasan yang diberlakukan untuk mengekang lonjakan COVID-19 setelah keadaan darurat enam bulan diberlakukan minggu ini.

Mengutip Channel News Asia, Minggu (1/11/2020), polisi anti huru hara menembakkan peluru kosong untuk mencoba membubarkan sejumlah pengunjuk rasa yang membakar tempat sampah di jalan raya utama Madrid, Gran Via.

Sementara itu, pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu dan proyektil lainnya di Barcelona dalam kekacauan pada malam kedua di kota terbesar kedua di Spanyol itu.

Di kota Logrono, Spanyol utara, sekitar 150 orang menyerang polisi dengan batu, membakar kontainer, dan menjarah toko, lapor polisi. 

Polisi anti huru hara pun ikut dikerahkan untuk memadamkan kerusuhan di Haro, di wilayah penghasil anggur La Rioja.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Terjadi di Sejumlah Kota

Suasana Kota Barcelona Setelah Spanyol Berlakukan Lockdown
Warga berjalan di sepanjang La Ramblas, Barcelona, Spanyol, Minggu (15/3/2020). Pemerintah Spanyol memberlakukan lockdown setelah negara berpenduduk 47 juta jiwa itu terdampak virus corona COVID-19 paling parah kedua di Eropa setelah Italia. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Perdana Menteri Pedro Sanchez menulis di Twitternya: "Hanya dari tanggung jawab, persatuan dan pengorbanan kita akan dapat mengalahkan pandemi yang menghancurkan semua negara. Tingkah laku kekerasan dan irasional oleh kelompok minoritas tidak dapat ditoleransi. Ini bukan caranya."

Pada hari Jumat, sekitar 50 demonstran menyerang polisi dengan batu di Barcelona, ​​membakar kontainer sampah, dan menjarah toko. Akibatnya, empat belas orang ditangkap dan 30 lainnya luka-luka.

Sebelumnya, polisi setempat mengatakan sekitar 1.500 pekerja hotel dan restoran ikut serta dalam demonstrasi damai menentang pembatasan yang diberlakukan di bawah keadaan darurat yang mereka klaim akan mengancam pekerjaan mereka. 

Semua bar dan restoran telah ditutup di wilayah Spanyol di Catalonia, yang mencakup Barcelona, ​​hingga 13 November.

Gangguan serupa terjadi di kota Burgos, Vitoria, Santander, Valencia dan Zaragoza pada hari Jumat.

Spanyol merupakan salah satu negara yang paling terpukul oleh COVID-19, dan telah memberlakukan keadaan darurat hingga awal Mei pekan ini, memberikan dukungan hukum kepada wilayah bagian untuk memutuskan jam malam dan membatasi perjalanan guna mencoba menghentikan peningkatan infeksi virus corona.

Seperti negara-negara Eropa lainnya, Spanyol telah menggunakan langkah-langkah yang semakin drastis untuk mengekang infeksi, meskipun tidak seketat yang diadopsi oleh Jerman atau Prancis.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya