Pertama Kalinya Air Tadah Hujan Dijual di China, Harganya Rp 30 Jutaan

Untuk pertama kalinya, transaksi air tadah hujan dilakukan di China.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Des 2020, 10:03 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 10:03 WIB
Ilustrasi air tadah hujan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Ilustrasi air tadah hujan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Hunan - China mulai mengimplementasikan pemasaran sumber daya air nonkonvensional. Untuk pertama kalinya, transaksi air tadah hujan dilakukan di Tiongkok pada Senin 14 Desember, seperti diumumkan China Water Exchange. 

Kesepakatan itu diselesaikan di zona pengembangan industri teknologi tinggi di Changsha, Ibu Kota Provinsi Hunan, China tengah.

Perusahaan teknik perlindungan lingkungan Hunan Yuchuang membeli total 20.000 meter kubik air hujan dari perusahaan properti Hunan Gaoxin dengan harga 0,7 yuan (1 yuan = Rp2.156) per meter kubik atau totalnya seharga Rp 30.184.000.

Perusahaan teknik tersebut kemudian menjual 12.000 meter kubik air hujan dengan harga 3,85 yuan per meter kubik, sekitar seperlima lebih murah dibandingkan harga air keran lokal, kepada perusahaan pertamanan dan sanitasi lingkungan di zona teknologi tinggi itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Gantikan Air Keran

Ilustrasi air hujan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)
Ilustrasi air hujan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Air hujan tersebut nantinya akan digunakan untuk pertamanan dan sanitasi reguler menggantikan air keran, seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (15/12/2020).

Kesepakatan serupa lainnya senilai sekitar 1 juta yuan sedang dipertimbangkan untuk tiga tahun mendatang, menurut Liu Bo, yang menjabat sebagai sekretaris jenderal aliansi strategis inovasi industri ekologi kota spons Changsha.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya