Korea Selatan Lockdown Seluruh Peternakan Ayam Akibat Flu Burung

Korea Selatan melakukan lockdown selama 24 jam di peternakan ayam karena kasus flu burung yang bertambah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Des 2020, 12:01 WIB
Diterbitkan 27 Des 2020, 12:01 WIB
Ilustrasi ayam.
Ilustrasi ayam. (Dok: Seen via Unsplash).

Liputan6.com, Seoul - Pemerintah Korea Selatan mengeluarkan perintah penghentian gerakan di peternakan ayam selama 24 jam akibat kasus flu burung. Ini adalah perintah lockdown kedua bagi peternakan pada Desember 2020.

Efek dari kebijakan ini adalah semua gerakan kendaraan dan personel dari peternakan unggas akan dihentikan. Pihak berwenang akan melakukan disinfeksi selama pelarangan gerak berlangsung.

Menurut laporan Yonhap, Minggu (27/12/2020), orang yang berani melanggar dapat dihukum penjara hingga satu tahun atau denda 10 juta won (Rp 128,2 juta).

Pekan lalu, Korea Selatan mencatat tambahan tiga kasus flu burung yang sangat menular di peternakan. Total kasus sejauh ini mencapai 22 dan menimbulkan kekhawatiran penyebaran skala nasional.

Kementerian Pertanian, Makanan, dan Pedesaan berkata menemukan flu burung strain H5N8 di peternakan unggas di Yongin, Provinsi Gyeonggi. Lokasinya berada di sebelah selatan kota Seoul. Sejak November, Korsel telah memusnahkan 6,3 juta unggas akibat laporan infeksi H585 di peternakan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Terjadi di Vietnam dan Jepang

Suasana Ibu Kota Vietnam di Tengah Kebangkitan COVID-19
Seorang perempuan menyeberang jalan sebelum hujan lebat mengguyur Hanoi, ibu kota Vietnam pada 11 Agustus 2020. Setelah mencatat nol kasus COVID-19 selama lebih dari tiga bulan, Vietnam melaporkan sejumlah infeksi baru di dalam negeri sejak akhir Juli. (MANAN VATSYAYANA/AFP)

Di tengah pandemi Virus Corona COVID-19, wabah flu burung A/H5N6 atau A H5N6 dilaporkan terdeteksi di Provinsi Quang Ninh, Vietnam utara. Menyebabkan hampir 1.000 unggas terpaksa dimusnahkan, demikian dilaporkan Kantor Berita Vietnam pada Rabu 23 Desember 2020.

Laporan Xinhua News, Kamis 24 Desember 2020, dijelaskan bahwa wabah flu burung itu terdeteksi pada pertengahan Desember di Komune Song Khoai. 

Menurut Departemen Kesehatan Hewan dan Ternak provinsi tersebut, wabah itu merupakan wabah flu burung keempat yang dilaporkan di Provinsi Quang Ninh tahun ini.

Wabah tersebut merebak saat para peternak lokal gagal mengendalikan risiko penularan dan tidak mendaftarkan ternak baru mereka, demikian dilansir kantor berita Vietnam itu.

Kasus Flu Burung di Jepang

FOTO: Tokyo Konfirmasi Penambahan Kasus Virus Corona COVID-19
Orang-orang yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona COVID-19 berjalan melintasi penyeberangan pejalan kaki di Tokyo, Jepang, Rabu (28/10/2020). Tokyo mengonfirmasi lebih dari 170 kasus virus corona COVID-19 baru pada 28 Oktober 2020. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Wabah flu burung di Jepang kini telah menyebar ke peternakan di sejumlah wilayah. Mempengaruhi 20 persen lebih dari 47 prefektur negara tersebut. 

Terjadinya wabah itu membuat para pejabat setempat memerintahkan pemusnahan pada hewan-hewan unggas, setelah beberapa di antaranya mati.  

Dilansir New York Post, Selasa 15 Desember 2020, sekitar 11.000 burung akan dimusnahkan dan dikubur setelah wabah flu burung ditemukan di sebuah peternakan telur di kota Higashiomi di prefektur Shiga, Jepang, menurut pernyataan kementerian pertanian negara tersebut. 

Kementerian Pertanian Jepang juga mengungkap ditemukannya kasus lain yang terjadi di prefektur Kagawa, tempat wabah flu burung muncul pada November 2020. 

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) wabah yang terjadi di Jepang dan Korea Selatan adalah satu dari dua epidemi flu burung (HPAI) yang sangat patogen yang menyerang unggas di seluruh dunia. 

Disebutkan juga oleh FAO, baik strain yang beredar di Asia dan di Eropa berasal dari burung liar.

“Virus yang ditemukan di Jepang secara genetik sangat mirip dengan virus yang ditemukan di Korea Selatan baru-baru ini, dengan demikian terkait dengan virus di Eropa pada awal 2020, berbeda dengan yang saat ini menyebar di Eropa," terang Madhur Dhingra, petugas kesehatan hewan senior di FAO, kepada Reuters melalui email. 

"Artinya saat ini kami memiliki dua epidemi HPAI H5N8 yang berbeda di Asia Timur dan Eropa," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya