China Sambut Langkah Jokowi yang Akan Disuntik Vaksin COVID-19 Sinovac

Media pemerintah China menyambut rencana Indonesia yang akan vaksinasi dengan vaksin Sinovac.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Jan 2021, 07:02 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 07:02 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Menyambut tahun 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia mampu bangkit dari pandemi COVID-19. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Media pemerintah China menyambut rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan memakai vaksin COVID-19 merk Sinovac. Rencananya, Indonesia akan menggelar vaksinasi massal pada 13 Januari 2021.

Sinovac adalah salah satu vaksin COVID-19 yang dipesan Indonesia. Namun, vaksin Sinovac adalah satu-satunya yang baru sampai. 

China lantas menyambut langkah Presiden Jokowi yang bersedia ikut divaksin Sinovac di televisi. 

"Widodo akan divaksin bersama perwakilan publik dan militer, dan acara ini akan disiarkan pada televisi untuk disaksikan publik dan menambah kepercayaan publik pada vaksin," tulis People's Daily, seperti dikutip pada Senin (11/1/2021).

Sebelumnya, pemimpin dunia seperti  Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, Raja Salman dari Arab Saudi, dan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu juga sudah mendapat vaksin COVID-19, akan tetapi mereka memakai Pfizer.

Selain Indonesia, People's Daily turut menyorot Filipina dan Thailand yang juga memesan jutaan dosis vaksin Sinovac.

Meski demikian, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte belum dikabarkan akan ikut disuntik Sinovac.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


BPOM Sebut Izin Penggunaan Vaksin Covid-19 Sinovac Terbit Sebelum 13 Januari 2021

BPOM Beberkan Uji Klinis Obat Covid-19 Temuan UNAIR
Kepala BPOM Penny Lukito saat konferensi pers terkait hasil uji klinis obat untuk Covid-19 dari UNAIR di Kantor BPOM, Jakarta, Rabu (19/8/2020). Penny Lukito menyatakan hasil uji klinis tahap tiga obat Covid-19 dari Universitas Airlangga (UNAIR) belum valid. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito memastikan, lembaganya menerbitkan ermergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac sebelum 13 Januari 2021. Vaksinasi Covid-19 sudah dijadwalkan dilaksanakan pada 13 Januari 2020.

"Segera bisa kami berikan (EUA) dalam beberapa hari ke depan. Saya kira itu sudah sesuai dengan rencana berdasarkan timing sudah kami lakukan," kata Penny dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BPOM RI, Jumat 8 Januari 2021.

Keyakinan Penny menerbitkan EUA sebelum 13 Januari 2021 berdasarkan evaluasi sementara terhadap hasil uji klinis fase 3 vaksin Sinovac. Hasil evaluasi menunjukkan, keamanan vaksin Sinovac sudah baik.

"Alhamdulillah sudah ada keyakinan yang semakin besar, sampai dengan hari ini, sehingga masih bisa dipastikan akan keluar sebelum tanggal 13 Januari," ujar dia.

"Keyakinan kami dikaitkan dengan aspek keamanan yang sudah baik dan juga efikasi yang bertahap dapat mendapatkan datanya, efikasi itu kan khasiat yang dikaitkan dengan imunogenisitas, netralisasi. Itu sudah kami dapatkan, tinggal nanti mendapatkan efikasinya. Itu sudah memberikan keyakinan, sehingga bisa diperkirakan tanggal 13 bisa melakukan vaksinasi," sambung Penny.


MUI: Fatwa Utuh Vaksin Covid-19 Sinovac Tunggu Hasil Final BPOM

China Pamerkan Vaksin Covid-19 di Pameran
Kandidat vaksin Sinovac Biotech LTD untuk virus corona Covid-19 diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan, vaksin Covid-19 yang berasal dari Sinovac suci dan halal. Keputusan itu dihasilkan melalui rapat pleno MUI terkait vaksin Covid-19 Sinovac hari ini, Jumat (8/1/2021).

"Setelah dilakukan diskusi panjang penjelasan auditor, maka komisi fatwa menyepakati vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac suci dan halal," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam dalam konferensi daring, Jumat lalu. 

Meski telah halal, terkait keamanan penggunaannya masih akan menunggu hasil uji final Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Mengenai kebolehan penggunaannya, ini sangat terkait dengan keputusan mengenai aspek keamanan BPOM, dengan demikian fatwa MUI terkait produk vaksin Covid-19 Sinovac China ini akan menunggu final dari BPOM mengenai aspek ketoyibannya," kata dia.

Niam menyebut, aspek kethoyiban atau fatwa utuh akan keluar setelah BPOM menyampaikan aspek keamanan vaksin.

"Fatwa utuhnya akan disampaikan setelah BPOM menyampaikan mengenai aspek untuk digunakan apakah aman atau tidak, fatwa akan melihat aspek ketoyiban itu," kata dia.

Niam mengatakan, sidang diikuti pimpinan dan anggota Komisi Fatwa MUI. Keputusan fatwa kehalalan vaksin Covid-19 tersebut sudah lama ditunggu oleh masyarakat dan umat seiring berjalannya proses pemberian izin penggunaan darurat/EUA antivirus produksi perusahaan Sinovac tersebut dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).


Infografis COVID-19:

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya