Liputan6.com, London - Ratu Elizabeth II dari Inggris turut disuntik vaksin COVID-19. Ia menerima vaksin di Kastil Windsor pada Sabtu (1/10) kemarin.
Usia sang ratu sudah 94 tahun, sehingga ia sudah masuk kategori rawan COVID-19. Suaminya, Pangeran Philip, yang berusia 99 tahun juga turut disuntik.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir BBC, Minggu (1/10/2020), Ratu Elizabeth dan suaminya termasuk dari sekitar 1,5 juta orang di Inggris yang telah disuntik vaksin COVID-19. Warga berusia di atas 80 tahun merupakan prioritas.
Dua anggota paling senior dari keluarga Kerajaan Inggris itu sedang menghabiskan lockdown di Kastil Windsor. Penyuntikan juga dilaksanakan di kastil tersebut.
Pihak keluarga kerajaan Inggris tidak menjelaskan vaksin mana yang Ratu Elizabeth II dapatkan.
Selama tujuh bulan dari Maret hingga Oktober, Ratu Elizabeth II tidak melaksanakan tugas kerajaannya di tengah pandemi.
Anak dan cucu sang ratu pernah tertular COVID-19. Pangeran Charles dinyatakan positif pada Maret, sementara Pangeran William pada April, tetapi ia tak mengumumkan secara resmi. Keduanya sudah sembuh.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Opsi Vaksin di Inggris
Otoritas kesehatan Inggris telah meloloskan tiga vaksin COVID-19 untuk digunakan, yakni Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.
Yang pertama lolos adalah Pfizer, kemudian disusul oleh AstraZeneca yang turut dikembangkan oleh ilmuwan Universitas Oxford.
Vaksin Moderna baru diloloskan pada pekan ini.
Ketiga vaksin itu mengharuskan dua kali suntikan agar memberikan perlindungan terbaik. Rencananya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ingin 15 juta orang sudah disuntik vaksin COVID-19 pada Februari mendatang.
Advertisement
Cegah Kasus Naik, Inggris Imbau Warga Bertindak Seolah Positif COVID-19
Warga Inggris diperintahkan untuk "bertindak seperti terkena Covid-19" sebagai bagian dari kampanye iklan pemerintah yang bertujuan untuk mengatasi peningkatan infeksi.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan masyarakat harus "tinggal di rumah" dan tidak berpuas diri.
Pada Jumat, 8 Januari 2021, ada 1.325 kematian dalam 28 hari setelah tes Covid positif dicatat di Inggris. Ini merupakan angka harian tertinggi, bersama dengan 68.053 kasus baru.
Sumber-sumber pemerintah mengatakan kemungkinan akan lebih banyak fokus dari polisi pada penegakan daripada menjelaskan aturan, demikian dikutip dari laman BBC, Sabtu kemarin.
"Dengan lebih dari 1.000 orang meninggal kemarin, jadi lebih penting setiap orang berpegang pada aturan," kata seorang sumber kepada BBC.
Ketika kasus dan kematian melonjak, pemerintah merilis kampanye iklannya, yang akan disebarluaskan di televisi, radio, surat kabar, dan media sosial.
Kepala petugas medis Inggris, Prof Chris Whitty, mengatakan dalam iklannya: "Vaksin memberikan harapan yang jelas untuk masa depan, tetapi untuk saat ini kita semua harus tinggal di rumah, melindungi diri dan menyelamatkan nyawa."
Perdana menteri mengatakan, rumah sakit "di bawah tekanan lebih sejak dimulainya pandemi", dengan tingkat infeksi meningkat pada "tingkat yang mengkhawatirkan" di seluruh negeri."
"Vaksin telah memberi kami harapan baru dalam perjuangan melawan virus, tetapi tidak boleh berpuas diri," tambah Boris Johnson.
"Saya tahu tahun lalu telah memakan banyak korban. Tetapi kepatuhan Anda sekarang lebih penting daripada sebelumnya."
Angka terbaru dari Public Health England mengungkapkan tingkat infeksi virus corona di London, Inggris telah melampaui 1.000 per 100.000 orang.
Infografis COVID-19:
Advertisement