Liputan6.com, Tehran - Dua WNI di Kapal Hankook Chemi dibebaskan Iran pada 2 Februari 2021 atas alasan kemanusiaan. Para ABK itu adalah Aji Winursito dan Muhammad Amin.
Kementerian Luar Negeri Iran telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait keputusan pembebasan awak kapal tanker tersebut. Akan tetapi, kapten kapal belum dibebaskan.
Advertisement
Baca Juga
Kapal Hankook Chemi itu berasal dari Korea Selatan.
Pada Rabu (3/2/2021), KBRI Tehran mengungkap, kedua WNI bersama seluruh awak kapal tanker tersebut telah ditahan sejak 4 Januari 2021. Selama masa penahanan di atas kapal tersebut, kedua WNI dalam kondisi baik dan sehat serta dalam pemantauan dan upaya pelindungan KBRI.
Berdasarkan keputusan tersebut, kedua awak kapal WNI diijinkan untuk meninggalkan Iran.
Saat ini KBRI Tehran tengah melakukan komunikasi intensif dengan pihak-pihak terkait di Iran untuk tindak lanjut pembebasan kedua WNI, termasuk melakukan koordinasi langsung di lapangan dengan pihak-pihak terkait di Bandar Abbas.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Indonesia Sempat Kirim Nota Diplomatik
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan pada Selasa 5 Januari pihaknya berencana untuk mengirim delegasi pejabat ke Iran untuk pembicaraan tentang pengamanan pembebasan awal kapal dan awaknya. Awaknya termasuk pelaut dari Indonesia, Myanmar, Korea Selatan dan Vietnam, menurut Pengawal Revolusi Iran.Â
Mengutip AP, pada Rabu 6 Januari, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan akan mengirim unit anti-pembajakannya ke dekat Selat Hormuz - kapal perusak kelas 4.400 ton dengan sekitar 300 tentara.Â
Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya memandang penyitaan kapal oleh Iran "sangat parah".
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Choi Young-sam mengatakan para pejabat Iran telah meyakinkan Korea Selatan bahwa awak kapal semuanya aman. Dia mengatakan seorang diplomat Korea Selatan yang berbasis di Iran telah dikirim ke lokasi kapal yang ditahan.
Departemen Luar Negeri AS bergabung dengan Korea Selatan dalam menyerukan pembebasan segera kapal tanker itu, menuduh Iran mengancam "hak navigasi dan kebebasan" di Teluk Persia untuk "memeras komunitas internasional agar mengurangi tekanan sanksi."
Hal ini terkait serangan militer pada hari Senin di MT Hankuk Chemi yang bertentangan dengan penjelasan Iran bahwa mereka menghentikan kapal tersebut karena mencemari perairan Teluk Persia dan Selat Hormuz.
Advertisement