30 Tahun Berkuasa di Republik Chad, Idris Deby Tetap Maju Jadi Capres Periode Ke-6

Presiden Chad Idriss Déby kembali maju pilpres meski sudah 30 tahun berkuasa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Feb 2021, 18:05 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 18:05 WIB
Ilustrasi Pemilu 1(Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Pemilu 1(Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, N'Djamena - Presiden Republik Chad, Idris Deby memutuskan maju dalam pemilihan presiden (pilpres) meski sudah 30 tahun berkuasa. Jika menang, maka ia kembali berkuasa untuk periode ke-6.

Republik Chad adalah sebuah negara di Afrika Tengah yang berbatasan dengan Libya di sebelah utara, Republik Afrika Tengah di selatan, Niger di barat, Sudan di timur dan Nigeria serta Kamerun di barat daya.

Menurut laporan RFI, Senin (8/2/2021), gelombang protes merebak di Chad untuk menolak pencalonan Derby pada Sabtu 5 Februari. Demonstran ada yang membakar ban di jalanan.

Aktivis HAM Mahamat Nour Ibedou juga turut berpartisipasi pada demonstrasi tersebut. Ia protes bersama Sucess Masra, pemimpin partai oposisi Les Transformateurs.

Situs berita africa news menyebut ada ratusan orang yang demo di ibu kota N'Djamena. Mereka menyerukan penoakan pada periode keenam bagi Presiden Deby.

Chad merupakan salah satu negara termiskin di dunia, meski kaya sumber daya alam. Transparency Internationl juga mencatat bahwa pemerintah Chad memiliki tingkat korupsi yang relatif tinggi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Berkuasa Sejak 1990

ilustrasi Cek Fakta Politik
ilustrasi Cek Fakta

Idriss Deby pertama kali berkuasa pada Desember 1990. Selama ia berkuasa, ada 17 perdana menteri yang menjabat di Chad.

Ketika muda, ia pernah menempuh pendidikan di Paris dan berhasil menjadi pilot.

Ia terpilih menjadi presiden periode kelima pada 2016. Saat itu, Deby berjanji akan menerapkan batasan berkuasa.

Deby juga pernah menjadi pemipmin African Union pada 2016 setelah menggantikan Robert Mugabe.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya