Liputan6.com, New York- Dengan munculnya wabah Virus Corona COVID-19, distrik teater Broadway di Kota New York, Amerika Serikat mengumumkan akan gelap atau tidak akan beroperasi selama 32 hari.
Dilansir History.com, Jumat (12/3/2021) penangguhan operasi secara sementara yang diumumkan pada 12 Maret 2020 itu merupakan penutupan yang belum pernah terjadi sebelumnya di distrik teater tersebut.
Baca Juga
Penutupan terpanjang untuk panggung teater artistik dalam sejarahnya - kini diperpanjang hingga akhir Mei 2021.
Advertisement
Hal itu pun berpotensi menambah kerugian hingga miliaran dolar di sektor pariwisata AS.
Menurut The New York Times, faktor risiko tinggi untuk teater, termasuk penonton yang biasanya adalah kalangan usia tua, sering dipenuhi dengan turis, bersama dengan tempat duduk yang sempit dan ketidakmampuan untuk mempraktikkan social distancing di ruang-ruang itu.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sulitnya Praktik Social Distancing
“Tidak ada yang namanya social distancing untuk aktor — pekerjaan ini membuat kamu terkadang harus pergi bekerja dan berkotak dengan rekan kerja delapan kali seminggu," ungkap seorang aktris Kate Shindle, presiden serikat pekerja Actors 'Equity Association kepada New York Times.
"Meskipun tidak ada yang mau menutup bioskop, pada saat yang sama orang-orang mulai takut untuk bekerja, dan dengan alasan yang masuk akal," ceritanya.
Ada 31 produksi yang ditampilkan di Broadway ketika larangan diberlakukan, dan beberapa, termasuk pertunjukan musikal Frozen versi Disney dan Mean Girls - ditutup secara permanen karena kebijakan COVID-19.
Sebelumnya, waktu penutupan terlama di Broadway adalah 25 hari pada tahun 1975, saat pemogokan musisi.
Selain itu, saat insiden 11 September, Broadway ditutup selama dua hari kerja.
Advertisement