Sutradara Home Alone 2 Dilema, Ingin Hapus Cameo Donald Trump tapi Takut Dideportasi

Apa yang membuat Columbus ingin menghapus cameo Trump? Berikut penuturannya.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 16 Apr 2025, 10:22 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2025, 09:59 WIB
Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Dok. AP Photo/Charlie Neibergall)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington, DC - Sutradara Chris Columbus mengungkapkan bahwa cameo Donald Trump dalam film "Home Alone 2: Lost in New York" kini terasa seperti "beban" baginya. Dia berharap bisa menghapus adegan itu.

Namun, Columbus menambahkan, dia khawatir pemerintahan Trump akan mendeportasinya jika dia benar-benar menghapus adegan lebih dari 30 tahun lalu itu.

"Ini seperti kutukan," kata Columbus dalam wawancara dengan San Francisco Chronicle yang diterbitkan Senin (14/4/2025). "Ini jadi beban buat saya. Saya berharap itu tidak ada."

Meski lahir dan besar di Amerika Serikat (AS), Columbus —yang keturunan Italia dan kini tinggal di San Francisco— mengaku khawatir dia "harus kembali ke Italia atau semacamnya" jika menghapus cameo Trump.

Pernyataan Columbus ini disampaikan jelang penghargaan yang akan dia terima di Festival Film Internasional San Francisco ke-68 pada 26 April. Dia kembali menyinggung kontroversi yang muncul pada 2020, di akhir masa kepresidenan pertama Trump. Columbus sebelumnya mengatakan kepada Business Insider bahwa cameo Trump di sekuel 1992 itu adalah syarat untuk bisa syuting di Plaza Hotel New York, yang saat itu dimiliki Trump.

Trump, yang saat itu lebih dikenal sebagai taipan properti, "memaksakan diri masuk ke film", kata Columbus, menjelaskan bahwa cameo itu adalah tambahan dari biaya sewa. Dia mengklaim Trump mengatakan, "Satu-satunya cara kalian bisa menggunakan Plaza adalah jika saya muncul di film."

Pada akhir 2023, kurang dari setahun sebelum kembali menjadi presiden, Trump membantah lewat platform Truth Social-nya. Dia menuduh Columbus berbohong dan menyebut tim Columbus-lah yang memohon agar dia tampil. Menurut Trump, cameo itu justru "sangat bagus untuk film" tersebut.

Columbus memilih tidak langsung menanggapi klaim Trump. Namun, dalam wawancara yang dipublikasikan pada Senin, dia menegaskan, "Saya tidak berbohong... Tidak mungkin saya memohon pada non-aktor untuk muncul di film. Tapi, kami memang sangat ingin dapat syuting di Plaza Hotel."

Columbus mengaku awalnya ingin memotong adegan itu dan menyesal mengurungkan niat setelah penonton di pemutaran di Chicago "bersorak... dan menganggapnya lucu."

"Saya tidak pernah mengira itu akan dianggap lucu," ujarnya tentang adegan tujuh detik di mana Trump menunjukkan arah pada karakter Macaulay Culkin yang berperan sebagai Kevin McCallister di Plaza Hotel. "Ini jadi sesuatu yang saya harap... tidak ada."

Bukan Gagasan Baru

Donald Trump
Presiden ke-47 AS Donald Trump. (Dok. AFP)... Selengkapnya

Gagasan menghilangkan adegan Trump dari "Home Alone 2" — film terlaris ketiga tahun 1992 dengan pendapatan USD 359 juta — sebenarnya sudah pernah muncul sebelumnya. Pada 2019, stasiun televisi Kanada sempat menayangkan versi film tanpa cameo Trump, yang langsung memicu kemarahan para pendukungnya.

Culkin sendiri pada 2021 mengaku setuju dengan ide menghapus kehadiran Trump secara digital dari film tersebut.

Namun, kekhawatiran Columbus tentang kemungkinan dideportasi jika dia menghapus adegan itu memiliki dasar yang kuat. Sepanjang masa kepresidenannya, Trump dikenal kerap mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang dianggap melawannya. Beberapa contoh kasus menunjukkan pola ini, termasuk penahanan sejumlah akademisi yang mendukung gerakan pro-Palestina.

Trump juga tidak segan menargetkan media yang dianggap tidak bersimpati padanya. Dia pernah menuntut CBS News sebesar USD 20 miliar karena mengedit wawancara dengan Kamala Harris, menggugat The Des Moines Register karena menerbitkan hasil jajak pendapat yang tidak akurat di Iowa, dan memaksa ABC News membayar USD 15 juta setelah media tersebut salah melaporkan putusan kasus E. Jean Carroll.

"Sebenarnya saya sangat ingin menghapus adegan itu," tutur Columbus, sutradara yang juga menggarap 'Mrs. Doubtfire' dan dua film pertama 'Harry Potter'.

"Namun, jika saya benar-benar melakukannya, besar kemungkinan saya akan diusir dari negeri ini. Mereka pasti akan menganggap saya tidak layak tinggal di AS lagi."

Pernyataan Columbus ini mencerminkan kekhawatiran yang mendalam di tengah iklim politik yang diciptakan Trump, di mana kritik terhadap figur presiden bisa berujung pada konsekuensi serius — bahkan bagi warga AS keturunan seperti Columbus yang telah menghabiskan seluruh hidupnya di AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya