Liputan6.com, Brasilia - Presiden Jair Bolsonaro diselidiki oleh Senat Brasil terkait dengan caranya menangani pandemi COVID-19. Bolsonaro telah dikecam oleh para ahli medis sebagai salah satu yang terburuk di dunia dalam upayanya untuk menanganinya.
Dikutip dari Aljazeera, Selasa (15/4/2021), pada hari Rabu 14 April 2021, jumlah kematian Brasil karena COVID-19 diperkirakan melampaui 360.000 -- membuat negara tersebut memiliki angka tertinggi kematian kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Sejak awal, Bolsonaro sudah meremehkan pandemi dan menanggapnya sebagai "flu kecil". Ia juga meragukan keefektifan dalam penggunaan masker dan melakukan vaksin.
Advertisement
Ia juga terus melakukan unjuk rasa terkait penentangannya untuk tindakan lockdown.
"Tidak bisakah mereka memahami bahwa kebijakan menutup segalanya, mengunci total itu salah?" katanya kepada kerumunan pendukungnya di gerbang istana presiden di ibu kota Brasil.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Penyelidikan yang Mengarah pada Pemakzulan
Setelah pernyataannya tersebut, Mahkamah Agung Brasil mengesahkan pembukaan penyelidikan Senat yang mempunyai akronim Portugis CPI.
"Kinerja pemerintah dalam menangani pandemi adalah yang terburuk," kata Humberto Costa, mantan menteri kesehatan dan senator dari Partai Buruh sayap kiri, kepada Al Jazeera.
Costa mengatakan bahwa Colsanaro sangat takut kepada CPI dan apa konsekuensi yang harus ia hadapi apabila ia dinyatakan bersalah.
Secara keseluruhan, 11 senator dan tujuh pengganti akan membentuk panitia yang akan memanggil saksi untuk bersaksi atas tuduhan-tuduhan Bolsonaro yang berkisar dari ia menyabotase tindakan jaga jarak, menargetkan otoritas lokal yang mencoba menerapkan lockdown, sampai bertindak lalai dalam memperoleh vaksin.
Salah satu rumah sakit di ibu kota Amazon, Manaus, juga sudah kehabisan oksigen -- sebuah kasus yang menjadi fokus utama para Senat.
Penyelidikan ini dapat mengarah dengan pemakzulan presiden dan bahkan penangkapan -- walaupun analisis mengatakan hal tersebut tidak mungkin saat ini.
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement