Liputan6.com, Riyadh - Hoaks terkait vaksin COVID-19 juga menyerang Kerajaan Arab Saudi. Kementerian Kesehatan terus menangkis berbagai hoaks tersebut.
Dilaporkan Saudi Gazette, Senin (24/5/2021), salah satu hoaks yang beredar adalah penyuntikan vaksin COVID-19 dosis kedua. Kemenkes menegaskan kabar itu tidak benar.
Advertisement
Baca Juga
"Apa yang terjadi hanyalah penundaan," ujar jubir Kemenkes Arab Saudi, Dr. Muhammad Al-Abdulaaly.
Penundaan pemberian dosis kedua di Arab Saudi sebab pemerintah berusaha memperbanyak dahulu warga yang mendapatkan dosis pertama di masyarakat. Warga berusia 60 tahun ke atas juga tidak mengalami penundaan.
Jenis-jenis vaksin yang mendapat izin di Arab Saudi adalah Pfizer, Moderna, hingga AstraZeneca.
Hoaks lainnya adalah terkait chip magnet. Video hoaks serupa juga beredar di Indonesia. Ada pula hoaks terkait "jamur hitam" dan COVID-19.
Sebagai informasi Menurut media India, The Hindu, jamur hitam yang beredar di India bukanlah akibat COVID-19, tetapi terjadi jika imun melemah.
Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Letkol Talal Al-Shalhoub menekankan agar masyarakat agar sepenuhnya mengikuti kebijakan-kebijakan pencegahan COVID-19.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Masih Ragu Divaksin AstraZeneca, Jubir Reisa: Jangan Sampai Termakan Hoaks
Terkait keraguan masyarakat divaksin AstraZeneca, Juru Bicara Vaksinasi Reisa Broto Asmoro menegaskan, jangan sampai termakan hoaks.
Keraguan masyarakat terhadap vaksin AstraZeneca cukup ramai diperbincangkan menyusul terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) fatal. Hal ini berujung penghentian sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547.
"Kalau masyarakat masih ragu divaksin AstraZeneca, terlebih lagi terkait punya riwayat pengentalan darah ya boleh melakukan pemeriksaan diri dulu. Tapi tidak perlu ketakutan," ujar Reisa saat temu media Apa Syarat agar Vaksinasi Ampuh Menghentikan Pandemi? pada Jumat, 21 Mei 2021.
"Jangan sampai termakan hoaks. Carilah informasi yang benar. Ada banyak hoaks beredar mengenai efek samping vaksin COVID-19 yang sebenarnya tidak betul."
Saat ini, yang dihentikan sementara hanya batch CTMAV547 vaksin AstraZeneca sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Batch CTMAV547 berjumlah 448,480 dosis dan merupakan bagian dari 3,852,000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema COVAX Facility/WHO.
"Memang ada prosedur yang harus dijalankan ketika ada laporan KIPI serius. Ya, ada tindak lanjutnya. Salah satunya pengujian dari BPOM soal toksisitas dan sterilitas dari vaksin," Reisa melanjutkan.
"Dan ini dilakukan 1-2 minggu. Langkah ini adalah upaya kehati-hatian dari Pemerintah agar tidak ada jatuh korban lagi kalau memang terbukti dan sampai sekarang kan masih proses investigasi."
Advertisement