Takut Kesepian hingga Ditolak, Ini Alasan Sejumlah Orang Bertahan dalam Toxic Relationship

Walaupun mengetahui hubungan mereka tidak sehat, beberapa pasangan memilih untuk tetap bersama daripada berpisah. Inilah alasannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2021, 13:40 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2021, 19:40 WIB
Toxic Relationship
Ilustrasi Pasangan Credit: unsplash.com/Jemmy

Liputan6.com, Jakarta - Menurut psikoterapis Ginnie Love Thompson, setiap hubungan memiliki tingkatan toxic atau racun yang terkadang tidak disadari oleh pasangan. 

Meskipun normal untuk mengalami pasang surut atau pertengkaran dalam suatu hubungan, ada baiknya juga bagi kita untuk dapat mengetahui kapan saatnya untuk melepaskan. 

Namun seringkali, pergi lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.

Melansir Bright Side, Rabu (16/6/2021) inilah alasan psikologi di balik beberapa alasan mengapa orang tetap berada dalam toxic relationship yang tidak sehat. 

1. Takut kesepian

Merasa Rendah Diri dan Tidak Berharga
Ilustrasi Kesepian Credit: unsplash.com/Anthony

Menurut sebuah penelitian, rasa takut sendirian dapat membuat orang bertahan dalam hubungan yang merusak, karena alasan sederhana bahwa "lebih baik" memiliki pasangan yang tidak sempurna daripada menjadi lajang.

Ini juga disebabkan oleh pandangan masyarakat terkadang dapat membuat orang berpikir menjadi lajang atau "sendirian" adalah hal yang negatif — tetapi pada kenyataannya, sama sekali tidak ada yang salah dengan menjadi lajang.

2. Memiliki harga diri yang rendah

Gambar Ilustrasi Seorang Wanita Merasa Kesepian
Sumber: Freepik

Studi juga menunjukkan bahwa orang yang memiliki harga diri rendah memiliki kecenderungan untuk tetap berada dalam hubungan yang tidak sehat. Setelah mengalami pelecehan dan perilaku racun begitu lama, mudah bagi orang untuk jatuh ke dalam perangkap percaya bahwa mereka bersalah atas perilaku beracun pasangannya.

Harga diri yang rendah juga dapat membuat orang mempertanyakan nilai mereka sendiri dan apa yang mereka bawa ke dalam hubungan.

3. Merasa bertanggung jawab atas pasangannya

Ilustrasi kesepian
Ilustrasi kesepian. Sumber foto: unsplash.com/Noah Silliman.

Setelah situasi atau konfrontasi yang tidak menyenangkan, pelaku terkadang akan membalikkan keadaan dan membuat pasangannya merasa bersalah atau seolah- olah mereka bersalah, meskipun sebenarnya tidak. Hal ini umumnya dikenal sebagai 'gaslighting'.

Perilaku ini sering berkembang secara bertahap, sehingga menyulitkan seseorang untuk menyadari hal itu terjadi. 

Merasakan kecemasan, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk mempercayai diri sendiri dan tindakan Anda adalah tanda - tanda gaslighting.

4. Percaya bahwa segala sesuatunya mungkin berubah

Ilustrasi galau, sedih, kecewa
Ilustrasi galau, sedih, kecewa. (Photo by Nik Shuliahin on Unsplash)

Banyak orang yang berada dalam hubungan toxic terkadang bertahan karena mereka mencintai pasangannya dan percaya bahwa suatu saat akan membaik atau bahwa hubungan tersebut dapat diselamatkan.

Mereka juga mungkin berasumsi bahwa perilaku tidak sehat pasangannya adalah akibat dari keadaan yang sulit, atau bahwa mereka dapat mengubah hubungan dengan menjadi pasangan yang lebih baik.

Namun pada kenyataannya, perilaku tersebut seringkali hanya menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu dan orang-orang menjadi semakin rusak.

5. Takut ditolak

Tidak Memberikan Perhatian
Ilustrasi Takut Jatuh Cinta Credit: unsplash.com/Milan

Alasan lain adalah penolakan. Mereka tetap berada dalam hubungan yang tidak sehat karena mereka takut ditolak di masa depan, sehingga mereka melekat pada pasangan mereka saat ini.

Orang yang takut ditolak bisa mengalami kesulitan mengekspresikan diri, mengekspresikan pikiran, dan membela diri.

 

Reporter: Lianna Leticia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya