Kemlu Bantah WHO Kritik Vaksin COVID-19 Berbayar di Indonesia

Narasi dari Kemlu adalah WHO sedang bahas vaksin COVAX, bukan Gotong Royong.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Jul 2021, 16:57 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2021, 09:00 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Liputan6.com, Jenewa - Diplomat Indonesia di Jenewa mengklaim bahwa WHO tidak mengkritik wacana vaksin COVID-19 berbayar di Indonesia. Narasi yang dibuat adalah WHO hanya mengkritik vaksin berbayar bila dari COVAX saja, bukan dari skema Vaksin Gotong Royong.

WHO lantas diklaim sedang membahas COVAX Facility ketika ditanya VOA Indonesia mengenai vaksin berbayar. 

“WHO akan terus mendukung upaya negara dalam penanganan pandemi COVID-19 dan tidak dalam posisi mengkritisi kebijakan Indonesia dalam penyediaan Vaksin COVID-19," ujar Duta Besar Grata Werdaningtyas dari Jenewa melalui situs Kementerian Luar Negeri, Sabtu (17/7/2021).

"Vaksin dari COVAX Facility akan diberikan secara gratis kepada kelompok prioritas," lanjut pernyataan di situs Kemlu. "Dalam hal ini, pasokan vaksin Gotong Royong tidak menggunakan alokasi vaksin dari COVAX Facility dan tidak bersumber dari APBN."

Pihak Kemlu turut mengutip pernyataan WHO bahwa: “Sekretariat WHO tidak berposisi untuk mengkritisi kebijakan negara anggota, melainkan akan terus mendukung negara, termasuk Indonesia, dalam mengatasi pandemi."

Akan tetapi, transkrip wawancara yang ditulis WHO berbeda dari narasi Kemlu. Saat itu, WHO memang menjawab pertanyaan rencana vaksin Gotong Royong berbayar dari VOA Indonesia. WHO menjawab bahwa vaksin berbayar tidak etis.

"Pembayaran apa pun dapat menghadirkan masalah etis dan akses, dan terutama saat pandemi ketika kita butuh pemerataan dan vaksin yang menggapai orang-orang yang paling rentan," ujar Kepala Unit di bagian Imunisasi WHO Dr Ann Lindstrand.

Bagian ucapan Dr Lindstrand itu tidak ditulis dalam klarifikasi Kemlu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Istana Batalkan Program Vaksin Berbayar

FOTO: Presiden Jokowi Disuntik Vaksin COVID-19 Pertama di Indonesia
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) bersiap menjalani penyuntikan vaksin COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Vaksinator presiden adalah Wakil Ketua Dokter Kepresidenan, Prof. dr. Abdul Muthalib, Sp.PD-KHOM. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membatalkan program vaksinasi Covid-19 berbayar, usai mendengarkan masukan dari masyarakat. Dengan begitu, maka pemerintah memastikan bahwa semua vaksin Covid-19 akan diberikan secara gratis kepada seluruh masyarakat.

"Semua vaksin tetap dengan mekanisme yang digratiskan seperti yang disampaikan Bapak Presiden sebelumnya," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam tayangan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (16/7). 

Menurut dia, program vaksinasi Covid-19 gotong royong tetap akan berjalan. Namun, biaya vaksinasi nantinya akan dibebankan atau dibayarkan oleh perusahaan tempat karyawan bekerja.

"Mekanisme untuk seluruh vaksin baik itu yang gotong royong maupun yang sekarang mekanisme sudah berjalan digratiskan oleh pemerintah," jelas Pramono.

Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk berencana menggelar vaksinasi gotong royong individu berbayar mulai Senin, 12 Juli 2021. Adapun vaksin Covid-19 yang akan dipakai dalam pelaksanaan vaksinasi individu ini adalah vaksin Sinopharm.

Infografis COVID-19:

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya