Liputan6.com, Tokyo - Kondisi COVID-19 di Indonesia dianggap sudah menggeser India sebagai episentrum COVID-19 di Asia. Ini berdasarkan jumlah kasus harian di Indonesia yang telah mengalahkan India.
Pada Selasa (12/7), kasus Indonesia mencapai 47 ribu kasus, sementara kasus harian India sejumlah 32 ribu. Hal itu dinilai meresahkan karena kasus harian di Indonesia lebih banyak meski penduduknya hanya seperlima India.
Advertisement
Faktor lain yang juga meresahkan adalah buruknya pelacakan kasus di Indonesia.
"Angka-angka tersebut belum termasuk catatan buruk Indonesia dalam testing dan tracing. Positivity rate negara Asia Tenggara itu -- persentase infeksi yang terkonfirmasi vs orang yang dites -- telah mencapai 30 persen selama sepekan terakhir, sementara angka di India adalah 2 persen," tulis Nikkei Asia pada artikel "Indonesia overtakes India to become Asia's COVID epicenter," dikutip Rabu (14/7/2021).
Kasus di Indonesia meroket ke 40 ribu meski sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim kasus terkendali. Ia bahkan meminta agar orang yang berkata sebaliknya untuk menghadapnya.Â
"Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali," kata Luhut.Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
WHO Minta Warga Indonesia di Rumah Saja
Perwakilan WHO di Indonesia meminta agar warga tidak keluar rumah dalam beberapa pekan ke depan. Kebijakan ini dinilai WHO penting dalam melawan penyebaran varian Delta.Â
Seperti diketahui, Indonesia saat ini sedang PPKM Darurat. Kantor-kantor diminta WFH, jam batas berdagang dibatasi, dan akses transportasi juga dibatasi.Â
"Hari ini dengan adanya penyebaran meluas dari varian delta, penting bagi orang-orang yang divaksin dan belum divaksin untuk mengikuti protokol kesehatan," ujar Dr N. Paranietharan melalui YouTube Sekretariat Presiden saat menyambut vaksin AstraZeneca, Selasa malam (13/7).
"Lebih penting lagi untuk tetap di rumah sebisa mungkin. Jika kita tetap di rumah dan membatasi pergerakan kita pada beberapa pekan ke depan, kita akan benar-benar bisa mengatasi situasi saat ini," ujarnya.
Dr. Paranie lantas membandingkan situasi di rumah saja dengan kondisinya yang tidak bisa ke bandara untuk menyambut vaksin AstraZeneca. Sebelumnya, Dr. Paranie ikut menyambut vaksin dari COVAX.
"Dengan rendah hati, saya meminta semua orang untuk tetap di rumah sebisa mungkin. Mari selamatkan semua orang," ucapnya.
Advertisement