China Larang Siswa Sekolah Jika Ia atau Keluarganya Belum Divaksin COVID-19

Beberapa daerah di China mewajibakan vaksinasi untuk masuk sekolah

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash)
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash)

Liputan6.com, China - Beberapa pemerintah daerah China mengeluarkan peraturan bahwa murid-murid tidak diizinkan kembali ke sekolah pada bulan September kecuali seluruh keluarga mereka telah menerima vaksinasi, demikian dikutip dari laman BBC, Sabtu (17/7/2021).

Beberapa kota juga mengeluarkan aturan orang perlu divaksinasi untuk memasuki tempat umum seperti rumah sakit dan supermarket.

China bergabung dengan negara lain termasuk Prancis dan Yunani yang telah menetapkan peraturan wajib untuk beberapa sektor.

China menetapkan target nasional vaksinasi terhadap 64% dari jumlah populasi pada akhir tahun.

“Mereka yang belum divaksin harus bergegas agar tidak mempengaruhi anak mereka yang akan kembali bersekolah,” demikian pemberitahuan yang diunggah di Provinsi Guangxi awal pekan ini, ditambahkan pula bahwa keputusan tersebut berlaku bagi siswa segala usia.

Pemerintah daerah provinsi lainnya seperti Jiangxi dan Henan juga mengeluarkan perintah hanya siswa yang keluarganya sudah divaksin yang diizinkan untuk mengikuti semester musim gugur.

Namun, aturan yang ditetapkan setiap daerah berbeda-beda.

Provinsi Pingxiang, Hebei utara, siswa yang berusia antara 12 sampai 17 tahun tidak diizinkan kembali ke sekolah kecuali mereka telah sepenuhnya divaksinasi. Tidak jelas apakah peraturan ini berlaku untuk siswa usia lain.

Sementara itu, Hancheng di Provinsi Shaanxi menyatakan orang yang tidak divaksin dilarang untuk mengunjungi hotel, restoran, dan tempat hiburan.

Kecaman keras dari netizen

Ilustrasi sedang divaksinasi (unsplash)
Ilustrasi sedang divaksinasi (unsplash)

Tenggat waktu yang diterapkan setiap kota pun berbeda. Mayoritas dari mereka telah menetapkan batas waktu hingga akhir Juli untuk warganya menerima vaksin sebelum langkah yang lebih ketat diterapkan.

Pengumuman tersebut mendapat kecaman keras secara online. Netizen menyebutnya tidak adil.

“Awalnya, mereka mengatakan vaksinasi bersifat sukarela. Ternyata itu wajib,” tulis seseorang di platform microblogging Weibo.

Otoritas kesehatan utama China mengatakan bahwa sementara warga harus digalakkan untuk menerima vaksinasi, keputusan ada di tangan mereka.

Tingkat pemerintahan yang lebih rendah juga telah diberitahu untuk memprioritaskan vaksinasi pada sebanyak mungkin warga.

Hingga saat ini, China telah memberikan lebih dari 1,4 miliar dosis vaksin Covid-19. Meskipun komisi kesehatan belum angkat bicara mengenai berapa banyak orang yang telah divaksinasi sepenuhnya.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya