Liputan6.com, Jakarta - Otoritas di Surfside, Florida, Amerika Serikat mengatakan pada Senin 26 Juli 2021 bahwa mereka telah mengidentifikasi korban terakhir yang hilang dalam runtuhnya apartemen perumahan pada Juni 2021.
Insiden ambruknya apartemen itu menewaskan 98 orang dan ratusan lainnya hilang.
Baca Juga
"Hari ini, saya dapat melaporkan bahwa karena upaya heroik yang berkelanjutan ini, orang hilang terakhir yang tersisa sekarang telah ditemukan dan diidentifikasi," kata Daniella Levine-Cava, Wali Kota Miami-Dade County, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (27/7/2021).
Advertisement
"Sembilan puluh delapan korban kini telah diidentifikasi, termasuk 97 korban yang ditemukan dalam keruntuhan dan satu orang meninggal di rumah sakit," terang Levine-Cava.
Meskipun semua korban tak dikenal telah ditemukan, Levine-Cava mengatakan bahwa polisi terus mencari bukti dan sisa-sisa jasad di antara berton-ton puing bangunan apartemen, yang telah dipindahkan.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korban Tewas Terakhir yang Diidentifikasi Merupakan Warga Asal New York
Diketahui bahwa gedung 12 lantai Champlain Towers South di Surfside, utara Miami Beach sebagian ambruk pada 24 Juni 2021.
Petugas pemadam kebakaran bekerja selama berminggu-minggu di lokasi kejadian sampai mengakhiri upaya mereka Jumat lalu.
Ada seorang remaja yang diselamatkan beberapa jam setelah apartemen itu runtuh, dan penyelamat tidak menemukan korban selamat di puing-puing bangunan dan segera fokus pada pemulihan sisa-sisa jenazah yang ditemukan.
Polisi Miami-Dade mengatakan pada Senin 26 Juli bahwa korban terakhir yang diidentifikasi adalah Estelle Hedaya, berusia 54 tahun.
Kakaknya mengatakan kepada New York Times bahwa dia baru saja pindah ke Florida dari New York.
Sebulan setelah insiden itu, penyebab pasti keruntuhan masih belum diketahui, meskipun temuan awal menunjukkan bahwa beberapa struktur bangunan tampak rusak.
Sisa bangunan pun dievakuasi setelah kejadian tersebut, dan pihak berwenang setempat menghancurkannya pada 4 Juli, karena dianggap berbahaya bagi tim pencarian dan penyelamatan.
Advertisement