Inggris Sumbang 9 Juta Dosis Vaksin COVID-19 ke Seluruh Dunia, Termasuk Indonesia

Inggris mengatakan bahwa donasi ini merupakan kelanjutan dari kemitraan kesehatan yang lebih luas antara Inggris dan Indonesia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Jul 2021, 14:42 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2021, 13:57 WIB
Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab pada Rabu (28/7) mengumumkan bahwa mulai minggu ini akan mengirimkan sembilan juta vaksin COVID-19 ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19.

Sebanyak lima juta dosis ditawarkan kepada COVAX, skema untuk memastikan akses global yang adil terhadap vaksin COVID-19, demikian disebutkan dalam rilis yang terima Liputan6.com dari Kedubes Inggris, Kamis 2/7/2021).

COVAX akan segera mendistribusikannya ke negara-negara berpenghasilan rendah melalui sistem alokasi yang adil, yang memprioritaskan pengiriman vaksin kepada orang-orang yang paling membutuhkannya.

Empat juta dosis lainnya akan dibagikan langsung kepada negara-negara yang membutuhkan.

Seiring penyebaran varian Delta yang sangat menular ke seluruh dunia, Indonesia telah mengalami peningkatan tajam dalam jumlah kasus COVID-19 yang sekarang mencapai lebih dari 3 juta.

Untuk mendukung upaya Presiden Joko Widodo mempercepat program vaksinasi nasional, pemerintah Inggris akan menyumbangkan sekurangnya 600.000 dosis vaksin AstraZeneca sebagai bagian dari kerja sama bilateral kedua negara yang lebih luas dalam menjawab tantangan pandemi COVID-19.

Inggris menyumbangkan vaksin University of Oxford-AstraZeneca, yang dibuat oleh Oxford Biomedica di Oxford dan dikemas di Wrexham, North Wales. Ini adalah vaksin tahap pertama yang dibagikan hingga tahun depan, dari 100 juta dosis yang dijanjikan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada pertemuan kelompok G7 bulan lalu di Cornwall, dengan 30 juta akan dikirim sebelum akhir tahun.

Setidaknya 80 juta dari 100 juta dosis akan diberikan melalui COVAX, dan sisanya kepada negara-negara secara langsung. Sumbangan tersebut mengikuti janji yang dibuat para pemimpin G7 untuk memvaksinasi dunia dan mengakhiri pandemi pada 2022.

Pengiriman minggu ini akan membantu memenuhi kebutuhan mendesak akan vaksin dari negara-negara di seluruh dunia, termasuk di kawasan Asia Tenggara, yang saat ini sedang mengalami kenaikan kasus COVID-19 termasuk jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dan jumlah kematian.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pengiriman Vaksin AstraZeneca

FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, Inggris mengirimkan sembilan juta dosis vaksin AstraZeneca, pengiriman pertama dari 100 juta dosis yang kami janjikan, untuk membantu kelompok masyarakat dunia yang paling rentan agar dapat segera divaksinasi karena ini adalah hal mendesak yang harus dilakukan.

"Kami melakukan ini untuk membantu mereka yang paling rentan, tetapi juga karena kami tahu bahwa kita tidak akan aman sampai semua orang aman", ujar Raab.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Rob Fenn mengatakan bahwa Inggris berdiri bersama Indonesia di masa yang sulit ini, karena Inggris juga sempat mengalami gelombang infeksi.

"Kami ingin melakukan apa yang kami bisa untuk membantu Indonesia, sebagai mitra dekat dan rekan kami. Pemerintah Inggris yakin vaksin yang kami sumbangkan hari ini akan digunakan dengan baik, di garis depan di Indonesia, untuk menyelamatkan nyawa, dan sekaligus menguatkan perekonomian", jelas Fenn.

Lebih lanjut Fenn mengatakan bahwa donasi ini merupakan kelanjutan dari kemitraan kesehatan yang lebih luas antara Inggris dan Indonesia.

"Kami tengah meningkatkan kerja sama kesehatan kami dengan Indonesia untuk jangka menengah dan jangka panjang– pada sektor-sektor penting seperti pengembangan vaksin dan pengurutan genom", tukas Fenn.

Menurut Fenn, bantuan untuk Indonesia ini dilakukan bersamaan dengan bantuan vaksin Inggris kepada negara-negara anggota ASEAN – hal ini mencerminkan kemitraan strategis Inggris yang erat dan terus berkembang di kawasan ini.

"Kita berjuang bersama dalam melawan COVID-19. Kita dapat mengalahkan virus ini, dan membangun masa depan yang lebih sehat, untuk semua rakyat Indonesia, Inggris dan dunia", ujar Fenn.

 

Apresiasi Menlu Retno Marsudi

Menlu Retno Marsudi saat memimpin Pertemuan COVAX AMC Engagement Group (AMC EG) secara virtual.
Menlu Retno Marsudi saat memimpin Pertemuan COVAX AMC Engagement Group (AMC EG) secara virtual. (Dok: Kemlu RI)

Sementara itu Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Ibu Retno Marsudi menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Inggris atas kerja sama pembagian dosis vaksin COVID-19 ini.

"Menteri Luar Negeri Inggris Raab dan saya memiliki pandangan yang sama bahwa kerja sama adalah kunci bagi dunia untuk keluar dari pandemi ini", ungkap Retno.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan: "Atas nama Pemerintah Indonesia, saya ingin menyampaikan penghargaan yang tulus kepada Pemerintah Inggris atas donasi vaksin. Donasi ini menunjukkan komitmen pemerintah Inggris dalam memperkuat kemitraan kesehatan antara Indonesia dan Inggris, serta komitmen dan kepedulian kita bersama dalam memerangi pandemi COVID-19 secara global. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, kerja sama dan dukungan semua pihak sangat diperlukan. Indonesia sangat mengapresiasi donasi ini dan berharap pandemi COVID-19 segera berakhir", ujar Budi.

Inggris telah berada di garis depan dalam respons global terhadap COVID-19, termasuk melalui investasi £90 juta untuk mendukung pengembangan vaksin Oxford-AstraZeneca. Lebih dari setengah miliar dosis vaksin Oxford-AstraZeneca telah dikirimkan secara nirlaba ke seluruh dunia, dengan dua pertiganya ditujukan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Inggris juga memulai upaya untuk mendirikan COVAX pada tahun 2020, menyediakan £548 juta untuk mendanai vaksin untuk negara-negara berpenghasilan rendah. Skema ini telah mengirimkan lebih dari 152 juta dosis vaksin ke lebih dari 137 negara dan wilayah, termasuk di 83 negara berpenghasilan menengah ke bawah. 65% dari dosis vaksin awal adalah Oxford-AstraZeneca.

COVAX bertujuan untuk mengirimkan 1,8 miliar vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah di seluruh dunia sebelum awal 2022.

 

Negara Berkembang Diutamakan

Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan, dalam pandemi global saat ini, vaksin COVID-19 adalah cara terbaik untuk melindungi manusia dan mencegah munculnya varian-varian baru.

Javid mengatakan bahwa Inggris ingin memastikan negara-negara berkembang dapat membangun tembok pertahanan melawan virus seperti yang dimiliki di Inggris melalui peluncuran vaksinasi. "Inggris adalah salah satu donor terbesar untuk COVAX dan donasi ini adalah bagian dari janji kami untuk mengirim 100 juta vaksin ke beberapa negara termiskin di dunia. Pemerintah telah mengamankan dosis yang cukup untuk semua penduduk Inggris, termasuk negara-negara yang masuk ke dalam teritori Inggris, wilayah dependensi kerajaan, serta wilayah-wilayah di luar negeri untuk mendukung program vaksinasi dan program booster kami yang sedang berlangsung", ujar Javid.

Dr Seth Berkley, CEO Gavi, Aliansi Vaksin, yang memimpin bersama COVAX bersama Organisasi Kesehatan Dunia dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, mengatakan:

"Inggris telah menjadi pendukung setia COVAX sejak awal dan pengumuman ini datang pada saat yang penting. Permintaan vaksin global jauh melebihi pasokan, membuat jutaan orang yang paling rentan tidak terlindungi, sementara cakupan vaksin yang lebih tinggi di seluruh dunia adalah salah satu perisai terbaik kita terhadap varian baru. "Dalam pandemi ini tidak ada yang aman sampai semua orang aman", ungkap Berkley Sir Mene Pangalos.

Wakil Presiden Eksekutif R&D BioPharmaceuticals di AstraZeneca, mengatakan: "Setiap hari kami membuat kemajuan dalam misi kami untuk mengubah arah pandemi ini dengan menyediakan akses yang luas dan merata terhadap vaksin AstraZeneca. Kami bangga bahwa lebih dari 80% negara di seluruh dunia telah menerima dosis vaksin kami, dengan dua pertiga dipasok ke negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah dan berpenghasilan rendah."

"Kolaborasi erat antara Pemerintah Inggris dan mitra-mitra akademis dan industri kami sangatlah penting untuk memastikan kami memberikan vaksin dengan cepat dan melindungi orang sebanyak mungkin dari virus mematikan ini".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya