India Setujui Penggunaan Darurat Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson

India memberikan persetujuan untuk penggunaan darurat vaksin COVID-19 Johnson & Johnson.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 09 Agu 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2021, 08:00 WIB
Distribusi Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson
Vaksin Johnson & Johnson terlihat di distributor McKesson Corporation di Shepherdsville, Kentucky, Senin (1/3/2021). Vaksin COVID-19 yang dikembangkan perusahaan farmasi Janssen tersebut, menjadi vaksin virus corona ketiga yang sah digunakan di Amerika Serikat. (AP Photo/Timothy D. Easley, Pool)

Liputan6.com, New Delhi - India memberikan persetujuan untuk penggunaan darurat satu suntikan vaksin COVID-19 buatan Johnson & Johnson.

Langkah tersebut dilakukan dalam upaya meningkatkan kampanye vaksinasi COVID-19 di India karena kekhawatiran gelombang infeksi baru.

Dikutip dari AFP, Minggu (8/8/2021) Menteri Kesehatan India, Mansukh Mandaviya mengatakan persetujuan itu akan meningkatkan perang melawan pandemi di India, di mana setidaknya 200.000 orang meninggal akibat infeksi COVID-19 - selama dua bulan hingga pertengahan Juni 2021.

"India memperluas keranjang vaksinnya! Vaksin COVID-19 dosis tunggal Johnson & Johnson diberikan persetujuan untuk Penggunaan Darurat di India," kata menteri Mandaviya di Twitter.

Sementara itu belum diketahui kapan vaksin buatan perusahaan AS tersebut akan sampai di India.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

India Telah Berikan Total 500 Juta Dosis Vaksin COVID-19 pada Warganya

Ilustrasi Vaksin Virus Corona COVID-19. (File foto: AFP / John Cairns)
Ilustrasi Vaksin Virus Corona COVID-19. (File foto: AFP / John Cairns)

Sejauh ini, negara dengan populasi 1,3 miliar orang itu telah memberikan 500 juta dosis vaksin COVID-19, sementara hampir delapan persen dari populasi telah mendapatkan dua suntikan.

Vaksin Johnson & Johnson adalah vaksin kelima yang disetujui setelah Covishield Oxford-AstraZeneca, vaksin Covaxin yang dikembangkan sendiri, Sputnik V Rusia, dan vaksin Moderna buatan AS.

India masih menjadi negara yang paling terdampak Virus Corona - kedua setelah Amerika Serikat, dengan lebih dari 32 juta kasus dikonfirmasi dan 427.000 kematian.

Karena kurangnya laporan soal kasus infeksi, para ahli menyebut jumlah korban COVID-19 di India mungkin jauh lebih tinggi.

Mereka juga memperingatkan bahwa laju vaksinasi yang lambat menempatkan India pada risiko dari setiap krisis infeksi baru. Jumlah kasus baru dan kematian akibat Viruus Corona di sana mulai meningkat lagi dalam dua pekan terakhir.

Upaya vaksinasi gratis pemerintah India sangat bergantung pada program Covishield dan Covaxin dan produsen berjuang untuk memenuhi permintaan.

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin COVID-19 Dipastikan Aman

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin COVID-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya