WHO: Demi Sekolah Tatap Muka, Guru Kelompok Prioritas Vaksinasi COVID-19

Agar sekolah tetap tatap muka, WHO menyarankan guru untuk menjadi kelompok prioritas vaksinasi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2021, 11:01 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 11:01 WIB
Gambar Ilustrasi Vaksin Virus Corona
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jenewa - Guru dan staf sekolah harus menjadi salah satu kelompok yang diprioritaskan untuk vaksinasi COVID-19 agar sekolah-sekolah di Eropa dan Asia Tengah dapat tetap tatap muka, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF, Senin 30 Agustus.

Langkah-langkah untuk memastikan agar sekolah bisa tetap buka selama pandemi, yakni menawarkan guru dan staf sekolah untuk vaksin COVID-19 sebagai bagian dari kelompok populasi target dalam rencana vaksinasi nasional, kata badan PBB itu.

Rekomendasi tersebut telah dibuat oleh sekelompok pakar WHO pada November 2020 sebelum peluncuran vaksinasi COVID-19. Hal itu harus dilakukan sambil memastikan vaksinasi terhadap populasi yang rentan, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (31/8/2021).

PBB mengatakan ketika sekolah dibuka kembali setelah liburan musim panas: "penting agar pembelajaran berbasis tatap muka terus berlanjut tanpa gangguan," meskipun ada penyebaran varian Delta yang lebih rentan menular.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


COVID-19 Menghambat Pendidikan

Anak Usia 12-17 Tahun Jalani Valsinasi di RPTRA Pulo Besar
Ekspresi seorang anak saat menerima vaksin Covid-19 dalam program Vaksinasi Keliling di RPTRA Pulo Besar, Sunter Jaya, Jakarta, Selasa (12/7/2021). Kementerian Kesehatan mengalokasi 20 juta dosis vaksin Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun yang diberikan secara bertahap (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

“Ini sangat penting untuk pendidikan anak-anak, kesehatan mental dan keterampilan sosial, bagi sekolah untuk membantu membekali anak-anak kita menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan produktif,” kata direktur wilayah Eropa WHO, Hans Kluge, dalam pernyataannya.

Hans juga mengatakan pandemi COVID-19 telah menyebabkan gangguan paling dahsyat terhadap pendidikan dalam sejarah.

WHO kemudian mendesak sejumlah negara untuk memvaksinasi anak-anak di atas usia 12 tahun yang memiliki kondisi medis mendasar --yang menempatkan mereka pada risiko lebih besar terkena penyakit COVID-19 yang parah.

Badan PBB itu juga menyinggung bahwa memperbaiki lingkungan sekolah juga diperlukan, seperti ventilasi yang lebih baik, ukuran kelas yang lebih kecil, jarak sosial dan pengujian COVID-19 secara teratur untuk murid dan staf.

Menurut rekomendasi WHO yang diterbitkan pada awal Juli, pengujian anak-anak dalam kelompok risiko yang menunjukkan gejala COVID-19 harus menjadi prioritas.

 

Reporter: Cindy Damara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya