Liputan6.com, Tangerang - Sebuah video membuat geger masyarakat Indonesia ketika polisi banting pendemo di Tangerang. Demonstran yang jadi korban kebrutalan polisi itu merupakan seorang mahasiswa.
Pemuda berusia 20 tahun itu dibanting ketika berdemonstrasi di kantor gubernur. Setelah viral, Bupati Tangerang Ahmad Zaki Iskandar meminta maaf atas kejadian tersebut.
Peristiwa polisi banting pendemo itu terjadi tak lama setelah muncul laporan Project Multatuli bertajuk Percuma Lapor Polisi akibat kasus perkosaan inces di Luwu Timur yang dinilai tak diproses polisi dengan baik. Kasus itu memicu sentimen negatif dari netizen.
Advertisement
Namun, kasus kekerasan aparat juga sedang menjadi sorotan dunia dalam beberapa waktu terakhir. Salah satu yang paling ramai adalah ketika pria Amerika Serikat bernama George Floyd tewas karena ditindih polisi karena memakai uang palsu.
Berikut lima kasus brutalitas aparat yang terjadi di berbagai dunia:
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Kasus George Floyd
George Floyd meninggal pada 25 Mei 2020 di Minneapolis, AS. Ia diringkus aparat ketika membayar dengan uang palsu untuk membeli roket.
Salah satu polisi, Derek Chauvin, menggunakan lututnya untuk menindih Floyd yang posisinya sudah berbaring. Floyd lantas kehabisan napas dan akhirnya merenggang nyawa.
Kematian George Floyd memicu demo besar-besaran di AS di tengah pandemi COVID-19. Aksi simpatik juga terjadi di beberapa negara Eropa untuk melawan rasisme. Slogan #BlackLivesMatter juga semakin tersebar luas.
Advertisement
2. Tiananmen
Kasus kekerasan aparat yang paling terkenal abad ini mungkin terjadi di Tiananmen, Beijing.
Pada 1989, terjadi demonstrasi besar di China karena rakyat menuntut demokrasi. Korban tewas mencapai ratusan orang ketika aparat keamanan mengambil langkah represif dengan senjata api. Tank-tank juga dikerahkan.
Hingga kini, jumlah pasti korban di protes Tiananmen tidak pernah diketahui karena Partai Komunis China menutup-nutupi kasus tersebut.
3. Kudeta Myanmar
Kudeta di Myanmar awalnya terjadi tanpa tumpahan darah ketika militer menahan Aung San Suu Kyi.
Seiring berjalannya waktu, korban jiwa terus berjatuhan ketika rakyat menolak pemerintahan militer. Human Rights Watch (HRW) menyebut tindakan polisi dan tentara sama-sama merenggut korban jiwa.
Per Agustus 2021, media-media dunia melaporkan korban jiwa yang tewas akibat dampak kudeta ini sudah tembus seribu nyawa.
Advertisement
4. Tamir Rice
Tamir Rice adalah remaja 12 tahun dari Cleveland, Ohio. Ia ditembak mati polisi pada 2014.
Kasus Tamir Rice sangatlah tragis karena ia ditembak saat memainkan pistol mainan. Polisi langsung menembak remaja itu ketika sampai ke TKP.
Pihak keluarga menuntut pihak kota Cleveland, dan mereka meraih US$ 6 juta pada 2016.
5. Eric Garner
Eric Garner kehilangan nyawa pada 2014 setelah ia ditangkap polisi. Pria paruh baya itu diringkus ramai-ramai oleh polisi karena menjual rokok yang boleh dipajak.
Aksi polisi yang melakukan chokehold membuat Garner mengalami luka fatal, dan ia merenggang nyawa. Polisi yang melakukan chokehold itu dipecat.
Advertisement