23 Oktober 1971: 2 Wanita Anggota IRA yang Berpakaian Pria Tewas Ditembak Tentara Inggris

Dua orang wanita kakak beradik yang tergabung dalam IRA tewas di tangan tentara Inggris.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Okt 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2021, 06:00 WIB
Pemboman IRA 1974 (AP)
Pemboman IRA 1974 (AP)

Liputan6.com, London - Sejarah mencatat hari ini pada tahun 1971 terjadi serangan oleh dua wanita anggota IRA di Catholic Falls di Belfast, Inggris.

IRA adalah organisasi paramiliter yang menginginkan persatuan Irlandia. Mereka meyakini bahwa hal ini akan tercapai hanya dengan mengadakan kampanye kekerasan terhadap kekuasaan Britania di Irlandia Utara.

Para wanita itu ditembak mati saat mobil mereka membelok di jalan, menabrak dinding dan gagal berhenti di pos pemeriksaan.

Dua orang lain di dalam mobil selamat dan telah didakwa di bawah Undang-Undang terkait bom, demikian dikutip dari laman BBC, Sabtu (23/10/2021).

Tentara Inggris mengatakan, mereka melepaskan tembakan setelah dua perempuan itu menyerang dari dalam mobil.

"Saat mobil melesat keluar dari ujung jalan, dua anak buah saya melihat seseorang menghancurkan jendela belakang. Dua tembakan dilepaskan," jelas Mayor Christopher Dunphie dari Royal Green Jackets.

Anggota parlemen Westminster dan Stormont Gerry Fitt telah menyerukan penyelidikan resmi atas penembakan dua wanita di daerah Catholic Falls di Belfast, Inggris pada 23 Oktober 1971.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Serangan Balik Tentara Inggris

Ilustrasi Bendera Inggris
Ilustrasi

Sebagai respons, Angkatan Darat Inggris menembak sembilan kali, membunuh Mary Ellen Meehan (30) dan saudara perempuannya Dorothy Maguire (19).

Ketika petugas mencapai mobil, mereka menemukan kedua wanita itu tewas di kursi belakang. Mereka dilaporkan mengenakan pakaian pria.

Pemimpin IRA, Joe Cahill, mengatakan para perempuan itu dikenal sebagai anggota Komite Aksi Wanita dari kelompoknya.

Keamanan di seluruh wilayah telah ditingkatkan setelah insiden tersebut. IRA mengatakan bahwa itu adalah "tindakan pembalasan" yang dilakukan terhadap pasukan Inggris.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya