Varian Baru Omicron Diduga Dominasi Kasus COVID-19 di Eropa Pertengahan Januari 2022

Kasus Varian Omicron diduga mendominasi kasus COVID-19 di Eropa pada pertengahan Januari.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 16 Des 2021, 11:47 WIB
Diterbitkan 16 Des 2021, 11:32 WIB
Keheningan Austria di Tengah Lockdown Nasional
Orang-orang berjalan melewati Pasar Natal "Christkindlmarkt" Wina yang ditutup, dan Katedral St Stephen di Wina, Austria, Senin (22/11/2021). Austria kembali menerapkan lockdown penuh untuk mengekang infeksi Covid-19 menyebar ke seluruh Eropa. (GEORG HOCHMUTH / APA / AFP)

Liputan6.com, Strasbourg - Ketua UE Ursula von der Leyen pada Rabu (15/12) memperingatkan bahwa varian Omicron dari COVID-19 dapat menjadi dominan di Eropa bulan depan, tetapi mengatakan blok 27 negaranya memiliki cukup vaksin untuk memerangi pandemi.

"Jika Anda melihat waktu yang dibutuhkan untuk kasus baru berlipat ganda, tampaknya menjadi dua kali lipat setiap dua atau tiga hari. Dan itu sangat besar. Kami diberitahu bahwa pada pertengahan Januari, kami mengharapkan Omicron menjadi varian dominan baru di Eropa," kata von der Leyen mengatakan kepada Parlemen Eropa, menunjuk pada data ilmiah. 

"Tetapi selama setahun terakhir, kami telah bekerja keras dan kami telah mencapai banyak hal dan itulah mengapa Eropa sekarang berada dalam posisi yang lebih baik untuk memerangi virus," katanya, seperti dilansir laman Channel News Asia, Kamis (16/12/2021).

Von der Leyen bersikeras ada "dosis vaksin yang cukup untuk setiap orang Eropa sekarang" ketika negara-negara UE mendorong untuk memberikan vaksin booster untuk memerangi varian Omicron yang menyebar dengan cepat. 

"Kami sekarang dalam posisi untuk memproduksi 300 juta dosis vaksin per bulan di sini di Eropa," katanya. 

"Kami memiliki kontrak yang memastikan bahwa kami akan menerima vaksin setelah mereka beradaptasi dengan varian baru sesegera mungkin. Dan kami diberitahu bahwa itu akan memakan waktu sekitar 100 hari untuk mengadaptasi vaksin yang kami miliki."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Vaksinasi di Eropa

Di Ukraina, Skeptisisme Vaksin Mendorong Lonjakan Covid-19 yang Mematikan
Seorang pasien COVID-19 yang diintubasi duduk di unit perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Kiev pada 2 November 2021. Salah satu negara termiskin di Eropa, Ukraina, telah dilanda lonjakan infeksi varian Delta yang lebih menular dari virus corona lain. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Sejauh ini, 66,6 persen populasi UE telah mendapat dua dosis vaksin COVID-19 dan 62 juta telah menerima vaksin booster ketiga, katanya.

Dia mengatakan bahwa "hal terpenting sekarang" adalah meningkatkan tingkat vaksinasi secara keseluruhan, termasuk di antara anak-anak, dan Uni Eropa perlu meningkatkan pertempuran untuk mengatasi "skeptisisme vaksin". 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Omicron menyebar pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan "mungkin" ada di sebagian besar negara. 

Sejak varian baru yang sangat bermutasi pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu, telah dilaporkan di 77 negara, kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan. 

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa menghitung total 2.127 kasus Omicron yang dikonfirmasi di UE dan beberapa negara mitra, dengan jumlah terbesar di Denmark, Norwegia, Prancis, Jerman, dan Belgia.

Infografis Vaksin Covid-19 Booster, Butuh atau Enggak?

Infografis Vaksin Covid-19 Booster, Butuh atau Enggak?
Infografis Vaksin Covid-19 Booster, Butuh atau Enggak? (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya