Prancis Wajibkan Pekerja WFH Mulai Awal 2022

Prancis wajibkan WFH hingga empat hari seminggu di awal 2022.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 31 Des 2021, 11:03 WIB
Diterbitkan 31 Des 2021, 09:30 WIB
FOTO: Prancis Catat Rekor, 208 Ribu Kasus Baru COVID-19 Sehari
Pengunjung memakai masker untuk mencegah penyebaran COVID-19 saat berjalan di pasar malam di Paris, Prancis, 29 Desember 2021. (AP Photo/Thibault Camus)

Liputan6.com, Paris - Di tengah meroketnya kasus positif COVID-19 di Prancis, pemerintah kembali menerapkan Work From Home (WFH) ke para pekerja. Aturan akan dimulai di awal 2022.

Istilah WFH di Prancis disebut "télétravail" (kerja jarak jauh).

"Télétravail akan wajib 3 hari per minggu untuk tempat kerja yang bisa melakukannya, 4 apabila memungkinkan," ujar Menteri Ketenagakerjaan Prancis, Elisabeth Borne, melalui Twitter, dikutip Jumat (31/12/2021).

Kebijakan berlaku pada Senin, 3 Januari 2022. Ini akan berlangsung selama tiga pekan.

Borne juga berhrap kepada tempat kerja agar berkontribusi pada kebijakan ini.

Saat ini, kasus positif COVID-19 di Prancis sedang memecahkan rekor. Pekan ini, sempat ada 179 ribu kasus baru virus corona dalam sehari.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

WHO Khawatir Duet Delta-Omicron

Sensasi Berkemah dengan Jaga Jarak di Atas Gedung Pencakar Langit
Pengunjung memakai masker untuk melindungi dari penyebaran Covid-19, berselfie saat menginap di lokasi perkemahan semalam di atap gedung pencakar langit di Seoul, Korea Selatan (7/8/2020). Menara Lotte World, setinggi 555 meter gedung pencakar langit dengan 123 lantai. (AP Photo/Lee Jin-man)

Sebelumnya, pemimpin WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, berkata kombinasi varian Delta dan Omicron memicu gelombang besar COVID-19. Hal ini terlihat dari lonjakan virus corona di Eropa dan Amerika di musim dingin 2021.

Varian Omicron tidak seberbahaya varian Delta, tetapi penularannya lebih cepat.

Berdasarkan laporan BBC, Kamis (30/12), Prancis melaporkan kasus hingga 208 ribu kasus dalam sehari. Kasus-kasus tinggi juga dilaporkan di Amerika Serikat, Denmark, dan Inggris.

Dr. Tedros menyorot "ancaman kembar" dari dua varian tersebut terhadap lonjakan kasus.

"Saat ini dan akan terus menambah tekanan berat kepada tenaga-tenaga kesehatan, dan sistem kesehatan berada di ambang kolaps," ujar Dr. Tedros.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada nyaris 20 juta kasus COVID-19 dalam 28 hari terakhir. Kasus positif mingguan tercatat meroket di dunia, meski angka kematian tidak ikut melonjak.

Infografis COVID-19:

Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya