Malaysia Tangguhkan Umrah karena Kekhawatiran Omicron COVID-19

Malaysia akan menangguhkan perjalanan umrah ke Arab Saudi mulai 8 Januari 2022 sebagai bagian dari upaya untuk mengekang penyebaran varian Omicron COVID-19.

oleh Hariz Barak diperbarui 02 Jan 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2022, 12:00 WIB
Mimpi Naik Haji
Ilustrasi Haji dan Umrah Credit: pexels.com/ekrem

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia akan menangguhkan perjalanan umrah ke Arab Saudi mulai 8 Januari 2022 sebagai bagian dari upaya untuk mengekang penyebaran varian Omicron COVID-19, menteri kesehatan Khairy Jamaluddin mengumumkan pada Sabtu (1/5/2020).

Keputusan itu dibuat karena pihak berwenang khawatir tentang orang-orang yang melanggar karantina rumah setelah kembali dari ziarah, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (2/1/2022).

"Sebagian besar jamaah yang kembali dari melakukan umrah mengajukan permohonan untuk menjalani karantina tujuh hari di rumah. Namun, ketika ada ketidakpatuhan dengan prosedur operasi standar yang ditetapkan, kasus positif COVID-19 di antara jamaah umrah menyebabkan infeksi menyebar di antara anggota keluarga," kata Khairy pada konferensi pers.

"Karena ketidakpatuhan terhadap prosedur karantina rumah, anggota keluarga yang tinggal di rumah atau tetangga dan kerabat yang sama yang datang berkunjung terpapar infeksi COVID-19."

Pemesanan untuk tiket penerbangan umrah baru ditangguhkan pada hari Sabtu 1 Januari 2022, katanya.

Menteri kesehatan menambahkan bahwa peziarah yang kembali ke Malaysia mulai 3 Januari harus dikarantina di fasilitas yang ditunjuk.

"Peziarah yang berangkat ke Tanah Suci (Mekah) antara 1 dan 7 Januari akan diizinkan untuk melanjutkan perjalanan mereka. Namun, mereka perlu menjalani karantina di stasiun karantina atau hotel yang diidentifikasi oleh NADMA (badan nasional penanggulangan bencana) sekembalinya ke Malaysia," katanya kepada wartawan.

 

Infeksi Omicron

Arti Mimpi Naik Haji Bersama Orang Terkasih
Ilustrasi Haji dan Umrah Credit: pexels.com/ekrem

Malaysia telah mencatat 64 kasus Omicron pada 31 Desember, di mana 32 di antaranya melibatkan jamaah umrah, kata Khairy. Ada juga sembilan kelompok yang melibatkan peziarah.

"Kedatangan jamaah umrah Malaysia dalam jumlah besar sekitar 800 hingga 1.000 setiap hari (pada empat penerbangan khusus) semakin meningkatkan risiko impor kasus COVID-19 dan varian Omicron ke negara itu," tambahnya.

Mereka yang telah membayar paket umrah tetapi tidak dapat pergi sebagai akibat dari pembatasan akan dikembalikan atau perjalanan mereka dijadwal ulang, kata Khairy.

"Saya sangat menyesal kepada mereka yang ingin pergi umrah, tetapi bahayanya adalah kesehatan masyarakat. "Tidak ada menteri Muslim yang ingin menunda umrah, tetapi ini adalah masalah serius, ini bukan tweet di media sosial, bukan video di TikTok, ini tentang kehidupan," tambahnya.

Pemerintah akan melakukan penilaian risiko terhadap situasi Omicron di dalam dan di luar Malaysia sebelum mencabut penangguhan kegiatan umrah.

"Diharapkan juga langkah ini akan memberi pemerintah kesempatan dan ruang untuk membuat perencanaan dan persiapan menyeluruh tentang pengelolaan jamaah umrah sebelum kegiatan umrah dapat diizinkan untuk dilanjutkan," kata Khairy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya