Amerika Serikat dan Sekutu Kompak Suarakan Sanksi untuk Korea Utara

AS dan sekutu keluarkan kecaman bersama terhadap peluncuran rudal balistik Korea Utara baru-baru ini, dan menyerukan penerapan sanksi-sanksi PBB secara menyeluruh.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2022, 12:03 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2022, 12:03 WIB
FOTO: Sebulan Hilang, Kim Jong-un Muncul di Hadapan Publik
Foto tidak bertanggal yang disediakan pada 16 November 2021 ini memperlihatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memeriksa lokasi pembangunan proyek pengembangan Kota Samjiyon di Provinsi Ryanggang, Korea Utara. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Washington D.C - Amerika dan beberapa sekutunya pada Kamis (20/1) mengeluarkan kecaman bersama terhadap peluncuran rudal balistik Korea Utara baru-baru ini, dan menyerukan penerapan sanksi-sanksi PBB secara menyeluruh.

Duta Besar Amerika Serikat Untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan "merupakan hal yang sangat penting bahwa negara-negara anggota PBB mengambil langkah yang diperlukan untuk menerapkan sanksi-sanksi sesuai yurisdiksi mereka, atau berisiko mendapatkan cek kosong dari rejim DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) untuk mengembangkan program senjata mereka."

Thomas-Greenfield berbicara pada wartawan di PBB diapit oleh mitra-mitranya dari Albania, Brazil, Inggris, Prancis, Irlandia, Jepang dan Uni Emirat Arab. Semuanya – kecuali Jepang – saat ini merupakan anggota Dewan Keamanan PBB.

Ini merupakan pertemuan kedua Dewan Keamanan PBB dalam 10 hari, yang dilakukan secara tertutup untuk membahas peluncuran rudal Korea Utara.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Uji Coba Roket di Tahun 2022

Kim Jong-un
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menghadiri pertemuan politbiro Partai Buruh di Pyongyang, Selasa (25/8/2020). Kim Jong-un muncul usai dirinya dirumorkan dalam kondisi koma dan menyerahkan sebagian kekuasaannya ke sang adik, Kim Yo Jong. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Sejak awal tahun ini Korea Utaram telah melangsungkan dua kali uji roket, yang digambarkannya sebagai roket hipersonik, dengan meluncurkan sepasang rudal balistik dari kereta api dan menembakkan peluru kendali taktis dari bandara di Pyongyang.

"Kami akan terus bicara lantang tentang tindakan destabilisasi DPRK yang merupakan penghinaan terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan dan dunia," ujar Thomas-Greenfield.

Ditambahkannya, "kami menyerukan DPRD untuk menghentikan tindakan melanggar hukum ini dan kembali berdialog."

Korea Utara telah mengabaikan tawaran yang disampaikan Amerika secara berulangkali untuk memulai kembali perundingan, dengan mengatakan Amerika harus terlebih dahulu membatalan "sikap bermusuhannya."

Thomas-Greenfield juga meminta Komite Sanksi Dewan Keamanan PBB Untuk Korea Utara guna mendukung penetapan sanksi terhadap individu dan entitas yang berkontribusi terhadap program senjata rahasia Pyongyang, termasuk lima orang yang diusulkan Amerika pekan lalu agar dijatuhi sanksi.

Para diplomat itu hari Kamis mengatakan China dan Rusia mencegah pemberian sanksi itu. Komite di Dewan Keamanan PBB itu harus menyetujui keputusan itu dengan suara bulat.

infografis Nuklir Korea Utara

infografis nuklir korea utara
AS meradang Korut terus bikin senjata nuklir (abdillah/liputan6,com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya