Liputan6.com, Jakarta Kiribati melakukan lockdown pertama setelah mendeteksi kasus infeksi COVID-19 dari penerbangan.
Laporan BBC, Sabtu (22/1/2022) menyebut, negara pulau terpencil Kiribati telah menerapkan lockdown setelah penumpang pada penerbangan internasional pertama dalam 10 bulan dinyatakan positif COVID-19.
Pada Selasa 18 Januari, pemerintah Kiribati mengkonfirmasi bahwa 36 dari 54 penumpang telah dinyatakan positif COVID-19. Dikatakan dalam sebuah posting di Facebook bahwa semua penumpang saat ini sedang dipantau oleh pejabat kesehatan.
Advertisement
"Semua penumpang dalam penerbangan sudah vaksinasi COVID-19 dosis penuh," kata pemerintah Kiribati.
Namun tiga anggota tim keamanan fasilitas karantina sejak itu dinyatakan positif COVID-19. Orang lain yang tidak bekerja di fasilitas itu juga tertular virus, kata pemerintah.
Di bawah aturan baru pasca-temuan kasus COVID-19, kini orang-orang telah diberitahu untuk tinggal di rumah dan pertemuan sosial dilarang.
Sekitar 36 orang dalam penerbangan dari Fiji dinyatakan positif COVID-19. Empat orang telah tertular virus dari penularan komunitas.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lockdown Per Sabtu 22 Januari 2022 Hingga Waktu yang Belum Ditentukan
Hingga pekan lalu, Kiribati baru mencatat dua kasus COVID-19.
Kiribati adalah salah satu pulau paling terisolasi di dunia. Jaraknya sekitar 5.000 km (3.100 mil) dari benua terdekatnya, Amerika Utara.
Lockdown COVID-19 mulai berlaku pada Sabtu 2022, tetapi tidak jelas berapa lama itu akan berlangsung.
Orang-orang tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali untuk layanan penting. Mereka dapat membeli barang-barang penting dari toko-toko tetapi hanya antara pukul 06:00 dan 14:00.
"Satu-satunya cara agar kita dapat melawan virus ini adalah melalui vaksinasi lengkap," kata kantor Presiden Taneti Maamau di Facebook. "Masyarakat didesak untuk melengkapi dosis vaksinasi mereka untuk melindungi diri mereka sendiri dan keluarga."
Tidak diketahui berapa proporsi dari 120.000 orang di negara ini yang telah vaksinasi COVID-19 dosis lengkap.
Advertisement