Liputan6.com, Kyiv - Mantan menteri pertahanan Ukraina, Andriy Zagorodnyuk, menyatakan bahwa Rusia membutuhkan 400 ribu pasukan di perbatasan negara jika ingin melancarkan invasi ke Ukraina.
Pada akhir 2021, Rusia sempat mengirim 100 ribu pasukan dengan alasan latihan, namun ditarik mundur. Akan tetapi, belakangan ini Presiden Rusia Vladimir Putin kembali mengirim pasukan.Â
Advertisement
Baca Juga
Zagorondyuk berkata Ukraina sudah memiliki kesiapan ketimbang 2014 ketika Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dari negaranya.Â
"Setiap batalion memiliki pengalaman bertarung," ujar Zagorodnyuk seperti dikutip euronews, Selasa (15/2/2022).
"Secara psikologis, angkatan bersenjata telah lebih kuat karena mereka telah hidup dengan pemahaman bahwa mereka telah berperang selama delapan tahun," lanjut Zagorodnyuk yang kini menjabat sebagai ketua Centre for Defence Strategies di Ukraina.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tantangan Bagi Rusia
Lebih lanjut, mantan menhan Ukraina tersebut menyatakan Rusia akan kesulitan mempertahankan Ukraina bila lanjut menyerang.
Rusia bisa saja menerobos masuk, tetapi mempertahankan wilayah merupakan kondisi yang berbeda.
"Masalah bagi Rusia bukanlah tentang maju ke dalam wilayah (Ukraina)," kata Zagorodnyuk.
"Melangkah maju adalah satu hal, tetapi terus mempertahankan wilayah adalah hal yang sangat berbeda, dan untuk benar-benar memilikinya, itu tidak mungkin," pungkasnya.
Profesor sejarah Rusia dan Eropa Timur, David Marples, dari Universitas Alberta juga meragukan bahwa Vladimir Putin akan melaksanakan invasi, kecuali bila "sudah benar-benar gila."
"Itu tidak akan membawa keuntungan apapun, melainkan hanya kerugian besar di kedua pihak. Itu (penyerangan) pada akhirnya bisa berhasil, tetapi harganya akan terlalu tinggi," ucap Marples.
Advertisement