Liputan6.com, Jakarta - Nama Arnold Putra kembali menjadi sorotan publik ini. Arnold Putra merupakan seorang desainer Indonesia, yang lahir dan besar di Indonesia namun kini tinggal di luar negeri.
Advertisement
Namanya kembali mencuat di permukaan lantaran ia diduga memesan organ tubuh manusia. Dikutip dari VICE World News, Rabu 23 Februari 2022, paket diduga organ tubuh manusia berisi tangan dan tiga plasenta manusia dikemas dan dikirim ke Singapura, menurut keterangan Polisi Federal Brasil. Pengiriman dilakukan pada Selasa pagi, 22 Februari 2022, waktu setempat.
Laporan tersebut diungkap usai penggerebekan Universitas Negeri Amazonas (UEA) di kota Manaus, Brasil. Pihak berwajib menyebut organ-organ tersebut dikirim "untuk seorang desainer Indonesia yang menjual aksesori dan potongan mode menggunakan bahan-bahan dari manusia."
Dalam paket tujuan Singapura, tersangka penerima organ tubuh manusia ini adalah desainer Indonesia, Arnold Putra, menurut VICE World News. Terkait dugaan ini, Liputan6.com telah menghubungi Arnold, namun belum menerima tanggapan hingga artikel ini diterbitkan.
Selain kasus tersebut, berikut ini sejumlah kontroversi yang melibatkan Arnold Putra:
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Bikin Tas dari Tulang Manusia
Nama Arnold Putra ramai dibicarakan setelah sebuah situs theunconventional.co.uk mengunggah desain tas karya Arnold Putra. Jika dilihat secara seksama, tas itu memiliki bentuk yang unik dan berbeda dari kebanyakan tas lainnya.
Tas berwarna putih pucat itu ternyata terbuat dari tulang punggung manusia asli. Tak hanya tali tas yang terbuat dari tulang manusia, badan tas tersebut diketahui terbuat dari lidah seekor buaya.
Punya desain yang "nyeleneh" banyak orang kemudian mencari tahu sosok Arnold Putra.
Selain itu, sebuah media asing menyoroti kiprah Arnold Putra. Dalam sebuah laporannya, Insider menurunkan tulisan tentang Arnold yang menjual tas tangan yang terbuat dari tulang belakang manusia.
"Seorang perancang busana Indonesia menjual tas tangan yang terbuat dari lidah buaya dan tulang punggung manusia yang "bersumber etis", yang katanya berasal dari surplus medis di Kanada," tulis Insider, Senin, 13 April 2020.
Harga satu tas tangan karya Arnold Putra tersebut senilai 5.000 dolar AS atau Rp78 juta, yang pertama kali dijual pada 2016. Tas tangan karya Arnold tersebut bergaya keranjang, dengan pegangan terbentuk dari apa yang tampaknya menjadi satu sumsum tulang belakang manusia. Para ahli mengatakan bahwa mereka percaya itu asli.
Advertisement
2. Kerap Menggunakan Material Kulit Hewan Asli
Arnold Putra adalah desainer yang dijuluki sebagai "Fashion Guru". Dalam menciptakan karya desainnya ia selalu memberikan kesan gaya unik serta perpaduan dengan suatu budaya yang berbeda.
Meski begitu, Arnold juga kerap mengeluarkan karya desainnya yang menggunakan kulit hewan asli. Salah satunya jaket dari material raw pig skin.
3. Bergaya Hidup Mewah
Arnold Putra hidup dengan gaya hidup flamboyan, penuh dengan perjalanan eksotis, kemewahan, dan mode tinggi.
Pada 2017, dia digambarkan sebagai salah satu "kolektor mobil paling produktif di Indonesia" oleh Tatler Indonesia.
Advertisement
4. Pakai Baju Mirip Seragam Pemuda Pancasila ke Paris Fashion Week
Saat menghadiri salah satu pertunjukan busana di Paris Fashion Week 2022, Arnold tampak berpakaian tidak biasa.
Dari ujung kepala hingga kaki, ia memakai potongan mode mirip seragam organisasi massa (ormas) Pemuda Pancasila. "Militan gruppe vibe," tulisnya dalam sebuah unggahan Instagram Story di akun pribadinya.
Penampilan Arnold berbuah kritik di media sosial, dengan salah satunya datang dari jurnalis pemilik akun Twitter @sandhatu. Ia berkicau, "Arnold Putra, seorang perancang busana Indonesia, mengenakan seragam Pemuda Pancasila di Paris Fashion Week 2022."
"Pemuda Pancasila adalah organisasi paramiliter sayap kanan yang terlibat dalam genosida 1965-66. Arnold dikritik sebelumnya karena membuat tas dari tulang belakang manusia," ia melanjutkan.
Masih dalam utas tersebut, ia menuliskan, "Alasan saya mengangkat (isu) ini adalah semua orang perlu tahu ini terjadi di Paris Fashion Week. Komunitas internasional akan hadir. Jadi, kita perlu meluruskan fakta: organisasi paramiliter sayap kanan, terlibat dalam genosida 1965-66."
"Apa yang perlu kita lakukan? Menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu. Ini bukan hanya tentang perancang busana yang bermasalah, tapi juga kerusakan sistem. Mengapa ia diizinkan memakai seragam itu dan bebas berkeliaran di pekan mode?" ia menyambung.
"Kita perlu meminta pertanggungjawabannya karena ia memiliki kekuatan untuk memengaruhi publik," tegasnya. Sebagai penutup, ia merekomendasikan untuk menonton film Jagal (Act of Killing) dan Senyap (The Look of Silence). "Tapi, perlu diketahui bahwa film dokumenter ini sangat triggering," tutupnya.
5. Organ Manusia
Paket diduga organ tubuh manusia berisi tangan dan tiga plasenta manusia dikemas dan dikirim ke Singapura, menurut keterangan Polisi Federal Brasil. Dalam paket tujuan Singapura, tersangka penerima organ tubuh manusia ini adalah desainer Indonesia, Arnold Putra, menurut VICE World News.
Merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan Polisi Federal Brasil, organ-organ itu diawetkan seorang profesor anatomi menggunakan metode yang dikenal sebagai plastinasi. Proses itu menggantikan cairan dan lemak tubuh dengan bahan-bahan seperti silikon dan epoksi dalam proses pengawetan.
"Laboratorium anatomi universitas setempat melakukan ekstraksi cairan tubuh," begitu bunyi pernyataan polisi. "Ada indikasi bahwa paket berisi tangan dan tiga plasenta manusia dikirim dari Manaus ke Singapura."
Petugas polisi federal di Brasil menyebut masih belum jelas apakah paket berisi organ manusia itu telah berhasil dicegat. Sementara dilaporkan seorang anggota staf kampus telah diskors setelah operasi "pencarian dan penyitaan" polisi.
Profesor itu sekarang sedang diselidiki dengan tuduhan perdagangan organ tubuh manusia secara internasional. "Rektorat Universitas Amazonas mematuhi perintah pengadilan dan mempersilakan penyelidikan fakta," bunyi pernyataan pihaknya.
Meski perdagangan organ tubuh manusia ilegal di hampir setiap negara, spesifikasi undang-undangnya berbeda. Kondisi ini memperumit penuntutan jika melibatkan lebih dari satu negara, menurut laporan pencegahan kejahatan yang dilakukan pengawas global dan badan-badan seperti PBB.
Di Brasil, pembelian dan penjualan organ tubuh manusia merupakan kejahatan yang dapat diproses secara hukum. Sementara New York Times melaporkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah mengeluarkan pedoman pada 1991 untuk menghindari pemaksaan atau eksploitasi donor organ.
Mereka didukung 192 negara, termasuk Brasil. Tapi, pedoman tersebut tidak mengikat dan rekomendasinya telah diabaikan secara luas. Setidaknya satu negara, Iran, memiliki sistem yang diatur secara hukum untuk memperdagangkan organ.
Terkait dugaan ini, Liputan6.com sudah menghubungi Arnold, namun belum menerima tanggapan sampai artikel ini diterbitkan.
Advertisement