Liputan6.com, Jakarta - Perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung sejak operasi militer diumumkan Presiden Vladimir Putin pada 24 Februari 2022. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pun menyerukan agar invasi Rusia ke Ukraina segera diakhiri.
"Perang di Ukraina harus dihentikan. Perang ini merajalela di seluruh negara itu, dari udara, darat, dan laut. Perang ini harus dihentikan sekarang," kata Guterres dalam rapat khusus darurat Majelis Umum PBB tentang Ukraina, seperti dilansir Xinhua, Selasa (1/3/2022).
Baca Juga
"Cukup sudah. Para tentara harus kembali ke barak mereka. Para pemimpin harus mengupayakan perdamaian. Warga sipil harus dilindungi. Undang-undang hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional harus dijunjung tinggi. Kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Ukraina, di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional, harus dihormati," lanjut Guterres.
Advertisement
Menurutnya, saat ini dunia tidak hanya sedang menghadapi tragedi untuk Ukraina, tetapi juga krisis regional besar dengan potensi implikasi yang membahayakan bagi semua. "Kemarin, pasukan nuklir Rusia bersiaga dengan kewaspadaan tinggi. Ini adalah perkembangan situasi yang mengerikan. Gagasan tentang konflik nuklir saja sungguh tak terbayangkan. Tidak ada yang dapat membenarkan penggunaan senjata nuklir."
Satu-satunya solusi sejati, Guterres menegaskan, adalah perdamaian. "Senjata kini sedang berbicara, tetapi jalur dialog harus selalu tetap terbuka. Tidak pernah terlambat untuk melakukan negosiasi beritikad baik dan menyelesaikan segala masalah secara damai."
Guterres menyatakan harapannya agar perundingan langsung yang sedang dilakukan antara delegasi Ukraina dan Rusia tidak saja menghasilkan keputusan dihentikannya perang dengan segera, tetapi juga jalur menuju solusi diplomatik.
"Saya menyambut baik dan mendorong semua upaya damai untuk mengakhiri pertumpahan darah dan menghentikan konflik ini. Saya berterima kasih kepada negara-negara yang telah menawarkan diri untuk menjadi lokasi pelaksanaan dan memfasilitasi negosiasi. PBB siap mendukung upaya tersebut," tuturnya.
"Perang bukanlah jawaban. Perang berarti kematian, penderitaan manusia, penghancuran tak berperikemanusiaan, dan gangguan besar terhadap tantangan nyata yang dihadapi umat manusia," Guterres memungkasi.
Presiden Ukraina Tak Puas dengan Hasil Negosiasi Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak puas dengan hasil negosiasi gencatan senjata dengan Rusia. Zelensky mengaku heran kenapa Rusia masih melakukan serangan ketika diskusi damai dilakukan.
"Sinkronisasi pengeboman dengan proses negosiasi tampak jelas. Saya percaya Rusia mencoba menekan kita dengan sederhana. Jangan buang-buang waktu. Kita tidak menerima taktik-taktik seperti itu," ujar Presiden Zelensky seperti dikutip media pemerintah Ukraina, Ukrinform, Selasa (1/3/2022).
Presiden Volodymyr Zelensky juga berkata bahwa negosiasi adil baru bisa dilakukan jika serangan berhenti. Ia pun menyatakan tak ada hasil dari diskusi dengan Rusia, namun mengaku mendapatkan "sinyal."
"Kami menerima beberapa sinyal-sinyal," ujarnya. "Kita akan menganalisa apa yang telah kami dengar dan kemudian kita akan memutuskan bagaimana melanjutkan putaran kedua dari pembicaraan ini."
Diskusi gencatan senjata antara Ukraina dengan Rusia digelar di perbatasan Belarusia. Delegasi yang datang termasuk pejabat pertahanan dan urusan luar negeri masing-masing negara.
Advertisement